REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pandemik tidak hanya berdampak pada penjualan kendaraan mobil baru atau bekas yang kemudian mengalami penurunan konsumen. Penyedia peminjaman mobil atau rental mobil pun turut menjadi industri yang terdampak akibat pandemi virus corona.
"Sudah hampir dua bulan kami tidak bisa beroperasi, kami putuskan untuk libur karena tidak ada juga penyewa yang datang," ungkap Hendry dari Agra Rental Mobil, Selasa (5/5).
Dampak yang lebih terasa justru ada setelah pemerintah menganjurkan untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna mengurangi penyebaran virus corona. Mobil-mobil yang biasa beraktivitas kini lebih banyak berada di garasi.
"Terlebih ada anjuran untuk PSBB dan juga orang lebih banyak melakukan kegiatan di dalam rumah, ya udah pasti kita nggak ada konsumen," kata dia.
Meski usaha miliknya masih tergolong belum terlalu besar, yakni dengan unit di bawah 10 unit, Hendry mengaku akan lebih teliti jika ada konsumen yang ingin melakukan penyewaan mobil karena maraknya kejahatan pada kondisi seperti saat ini
"Kondisi begini tamu juga ga ada, kita juga harus hati-hati karena banyak kejahatan dan risiko wabah virus. Jadi kita harus lebih teliti kalau nerima tamu," jelas dia.
Senada dengan Hendry, Direktur dari PT Trans Pacific Global, Verawati Basri, mengaku, memiliki kendala pada saat adanya himbauan untuk berdiam diri di rumah selama pandemi ini melanda Indonesia. Kendati demikian, PT Trans Pacific Global masih bisa bernafas panjang karena usaha yang digeluti lebih banyak menangani perusahaan dan juga instansi pemerintahan.
"Kalau kami dibilang kena dampak ya pasti ya, cuma lebih ke pembayaran kita yang jadi pending semua. Kalau batal kita sih nggak ada ya, karena kita memang menyasar lebih ke perusahaan dan instansi pemerintah jadi itu udah kontrak sebelumnya," ungkap Vera, Selasa.
PT Trans Pacific Global yang memiliki lebih dari 400 unit kendaraan, sudah sejak Februari memiliki permasalahan dalam menagih biaya penyewaan kendaraan dari berbagai perusahaan dan instansi yang dilayani. Meski demikian, Vera tidak berniat untuk merumahkan atau memutus hubungan kerja dengan karyawannya yang berjumlah 40 orang.
"Karena paymentnya bukan langsung ya, pemakaian Januari bayar Februari atau Maret. Ya bisa dibilang semenjak himbauan untuk stay at home, jadi dari kurang lebih dari Februari belum ada pemasukan hingga kini," jelas dia.