REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Juru Bicara Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) dalam Ilmu Pengetahuan, Alawi Ali Al-Sheikh mengungkapkan temuan dua strain dan 70 mutasi virus corona. Sejauh ini, peneliti di dunia sudah mengidentifikasi tiga strain virus corona.
Tiga strain virurs corona terdiri strain utama (A) dan perkembangannya (B dan C). Al-Sheikh berusaha meneliti strain mana yang ada di UEA dengan sampel dari 49 pasien corona. Tim peneliti juga menggunakan analisis genetika untuk meneliti 25 kasus corona pertama di UEA.
Dari 25 kasus awal itu, 24 di antaranya masuk jenis strain B. Ke-24 pasien itu ternyata mayoritas pernah bepergian ke Eropa atau punya kontak fisik dengan orang yang pernah ke Eropa. Sedangkan pasien corona dengan strain A biasanya menginfeksi turis yang pernah ke Wuhan, China sebagai episentrum wabah corona.
Tim Al-Sheikh juga mendapati 70 mutasi corona berbeda di UEA. Adapun 17 mutasi di antaranya belum teridentifikasi secara lengkap.
"Inilah prestasi UEA dalam menyumbang hasil penelitian untuk dunia. Informasi ini berguna untuk memahami corona bagi para peneliti," kata Al-Sheikh dilansir dari Al Arabiya pada Rabu, (13/5).
Al-Sheikh menyatakan, ketika seseorang terinfeksi corona, maka virus itu mengambilalih sel manusia dan dijadikan pabrik virus baru. Sedikit perubahan terjadi pada strain genetik virus yang mana strain baru atau variasi genetik berkembang.
"Hal ini normal karena kebanyakan perubahan genetik tidak begitu berpengaruh pada perubahan alami virus atau gejalanya," ujar Al-Sheikh.