REPUBLIKA.CO.ID, oleh Agung Sasongko*
Tak bosan rasanya untuk membahas betapa luar biasanya dampak pandemi corona pada kehidupan manusia modern, termasuk untuk urusan olahraga. Embel-embel modern sengaja disematkan untuk kembali mengingatkan kita bahwa saat ini modernitas tengah diuji oleh virus yang kasat mata. Tak bisa dilihat oleh drone apalagi kamera kualitas 4K sekalipun. Anda harus kenakan masker meski sebelumnya sudah melakukan perawatan wajah. Inilah wajah baru modernitas.
Jauh di ujung sana, benua biru Eropa terperangah. Roda ekonomi raksasa mendadak berhenti. Hingar bingar sepak bola sebagai simbol hegemoni tak berdaya. Liga ditunda, bahkan Belanda dan Prancis memutuskan menyudahi kompetisi. Turnamen bergengsi macam Piala Eropa, Wimbledon dan lainnya diundur. Namun, Jerman mulai memberi sinyal untuk memulai kompetisi. Meski kembali muncul kasus positif covid-19 di Cologne. Menariknya, pemerintah Jerman percaya mereka sudah mampu mengendalikan wabah.
Para pemain maupun pelatih sebenarnya sepakat tak ada yang bisa dilakukan kecuali menahan diri. Mereka lebih memilih untuk menunggu hingga pandemi bisa ditangani secara utuh. Bayangkan, kalaupun kompetisi diberlakukan ada protokol ketat yang harus dijalani. Sejumlah bintang seperti Sergio Aguero, Raheem Sterling dan Danny Rose terang-terangan mengungkapkan kekhawatiran jika musim ini ngotot diteruskan. Beberapa bos liga elite sepak bola juga sudah menyuarakan keprihatinan atas rencana memainkan roda kompetisi.
Saat ini pun sudah mulai muncul istilah new normal. Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Prof Wiku Adisasmita mendefinisikan new normal ini sebagai kehidupan yang akan dijalankan seperti biasa ditambah dengan protokoler kesehatan. New normal sejalan dengan belum ditemukan vaksin atau penangkal virus corona.
Dalam sepakbola seorang pemain yang mencetak gol pasti sebagian besar melakukan selebarsi. Begitu juga ada pemain terihat sering meludah di lapangan.
Prancis dan Belanda sudah menyerah dan memutuskan untuk menghentikan liganya. Sehingga tidak akan kita lihat new normal dalam pertandingan di liga ini. New normal ini mungkin akan kita lihat di Jerman, yang memutuskan akan menggulirkan lagi liganya.
Konfederasi latin, sudah menerka wajah new normal sepak bola di kawasan itu. Tim yang bertanding pada Copa Libertadores dan Copa Sudamericana di Amerika Selatan meminta para pemainnya tidak meludah dan tidak mencium bola sebagai bagian dari aturan baru yang dikeluarkan oleh badan sepak bola kawasan itu (ConmeboL) guna memerangi Covid-19.
Conmebol juga menyatakan bahwa para pemain tidak boleh menumpahkan lendir dari hidungnya atau tukar kostum setelah pertandingan. Mereka juga tak boleh berbagi botol minuman. Sebagai tambahan, masker wajah harus dikenakan ketika memberikan wawancara pascapertandingan dan keluar lapangan ketiga digantikan pemain lain.
Bagaimana dengan Liga Primer Inggris, La Liga Spanyol dan Serie A Italia. Ketiga kompetisi elit Eropa ini akan menjadi gambaran hal-hal new normal dalam sepak bola. Apapun bentuknya new normal, ini adalah fase baru di kehidupan modern. Kita harus syukuri dan dinikmati.
*) penulis adalah jurnalis republika.co.id