REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan kehidupan. Tak terkecuali kegiatan perkuliahan di perguruan tinggi.
Kebijakan kuliah online atau daring pun diambil pemerintah yang dilaksanakan pihak kampus dengan berbagai metodemasing-masing. Meski begitu, ternyata tidak semua dosen dapat dengan mudah mengaplikasikan perkuliahan daring.
Sejumlah tantangan harus dihadapi sang pengajar untuk memastikan semua mahasiswanya telah memahami apa yang disampaikan di ruang virtual tersebut. Seperti yang diungkapkan seorang dosen di Banjarmasin, Riinawati. Dia mengaku cukup kesulitan lantaran mengajar mata kuliah eksakta yang dipenuhi rumus-rumus yang rumit dan analisis panjang.
"Saya mengajar statistik dan matematika. Jika menjelaskan dan berdiskusi langsung secara tatap muka dengan mahasiswa jadi lebih mudah. Berbedaketika kuliah daring, saat memaparkan materi, tanya jawab dan diskusi berasa menjadi kurang optimal," kata dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini, Sabtu (13/6).
Rina berharap mahasiswanya dapat lebih fokus lagi mengikuti kuliah daring agar hasilnya juga dapat optimal. "Saya tidak ingin lantaran kuliah daring nilai mahasiswa jadi turun akibat kurang fokus. Semangat mengejar prestasi akademik harus tetap terjaga tentunya," ucap lulusan Doktor Manajemen Pendidikan di Universitas Negeri Surabaya ini.
Asah soft skill
Ketika ada kebijakan kuliah daring akibat dampak dari wabah virus corona, Rina harus tetap bisa mengasah kepekaan soft skill mahasiswa, selain pemahaman teori semata. Tantangan lain, keberadaan teknologi yang selama ini masih bersifat pilihan sudah tak dapat dihindari lagi.
"Kami harus beradaptasi penyesuaian model mengajar dalam bentuk tulisan atau infografis dilengkapi voice note atau catatan suara. Ketersediaan jaringan internet di rumah juga harus stabil," kata dia.
Rina berharap ke depan, kuliah daring yang dilaksanakan dalam kondisi normal baru dapat terus ditingkatkan kualitasnya agar mahasiswa menjadi lebih kreatif. Mahasiswa diharapkan lebih banyak membaca literatur demi meningkatkan pengetahuan dan daya analisa.
"Kita tentunya berdoa semoga wabah ini segera berakhir dan kegiatan perkuliahan tatap muka kembali dilaksanakan. Di samping kuliah daring yang juga perlu dibiasakan untuk menjawab tantangan di era perkembangan teknologi informasi semakin maju pesat," kata dia.
Dari sisi mahasiswa, metode kuliah daring juga menimbulkan beberapa dampak positif dan negatif. Menurut Mika, mahasiswi Program Studi Ilmu Hukum, Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM), mengaku kegiatan perkuliahan kurang efektif.
"Kadang susah untuk login ke website. Kemudian tidak bisa semua kompak mulai pada jam yang sama. Belum lagi ancaman dianggap tidak hadir dalam perkuliahan jika tidak online secara penuh. Hal ini juga ada faktor jaringan sinyal yang kurang bagus," tuturnya.
Adapun keuntungannya, ungkap Mika, dirinya dan mahasiswa lain bisa lebih santai mengikuti perkuliahan dari rumah tanpa harus pergi ke kampus. "Saat dosen menjelaskan kita bisa sambil makan camilan juga jadi lebih santai hingga mengurangi kebosanan," ujarnya.