Rabu 17 Jun 2020 16:02 WIB

Harus Ada Pendampingan Guru Terkait Pembelajaran Jarak Jauh

Pendampingan atau pelatihan untuk guru agar pembelajaran jarak jauh berkualitas.

Rep: Inas Widyanuratikah  / Red: Ratna Puspita
Wasekjen FSGI - Satriwan Salim
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Wasekjen FSGI - Satriwan Salim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengatakan terkait dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dalam jaringan (daring), guru harus dilakukan pendampingan. Hal ini penting untuk memasuki tahun ajaran baru pertengahan Juli 2020 mendatang. 

"Untuk PJJ daring, harus ada pendampingan, pelatihan untuk guru-guru agar PJJ berkualitas. Misal, dalam penggunaan aplikasi media pembelajaran, dan seterusnya," kata Satriwan, Rabu (17/6). 

Baca Juga

Plt. Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah (PAUD Dikdasmen) Kemendikbud Hamid Muhammad menjelaskan, pihaknya sudah melakukan evaluasi PJJ. Ia menjelaskan, di dalam PJJ terdapat dua cara yaitu luring dan daring.

photo
PLT Direktur Jendral Guru dan Tenaga Pendidikan Hamid Muhammad - (Republika/Iman Firmansyah)

Di dalam evaluasi yang dilakukan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemendikbud, memang hambatan yang banyak ditemukan adalah masalah akses khususnya dalam PJJ daring. Selain itu, ada juga guru yang walaupun memiliki akses namun tidak terbiasa menggunakan teknologi informasi dalam mengajar. 

"Ini kemungkinan yang akan ditindaklanjuti dengan berbagai pelatihan," kata Hamid menjelaskan.

Hamid juga mengatakan saat ini ditjen PAUD Dikdasmen bersama dinas pendidikan dan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) menyiapkan apa yang harus dilakukan dalam satu semester ke depan terkait PJJ. Koordinasi ini dinilai penting karena pemerintah ingin satuan pendidikan melakukan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement