REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemberitaan mengenai pemangkasan 5.000 karyawan di BMW Group cukup mencuat belum lama ini. Namun, BMW Indonesia memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap pekerjanya di Indonesia.
"Masa pandemi memang menjadi tantangan. BMW Group sendiri secara global sudah mempersiapkan strategi agar kami bisa menjadi pemenang saat ini. Dari krisis ekonomi sebelumnya, kita punya bekal dan strategi untuk menghadapinya," kata Direktur Komunikasi BMWIndonesia, Jodie O’tania, Kamis (18/6).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa pemutusan 5.000 orang pekerja di BMW global diakibatkan oleh adanya penutupan pabrik BMW di Jerman. Dengan demikian memberikan dampak secara ekonomi dan nasib pekerja pun terasa cukup signifikan.
"PHK secara global itu dikarenakan adanya penutupan pabrik di Jerman, sehingga ada dampak secara ekonomi dan bagi pekerja. Di Indonesia tidak melakukan hal itu dan kami masih akan memberikan strategi dan inovasi, kita optimistis bisa terus tumbuh dan berikan yang terbaik untuk pelanggan di Indonesia," kata Jodie.
Sejumlah strategi dan inovasi untuk beradaptasi dengan normal baru (new normal) pun telah diterapkan pihaknya kepada pengguna setianya di Indonesia. Beberapa di antaranya ialah menjaga komunikasi melalui media sosial, penjualan dan pre-order secara daring, peluncuran produk secara virtual, hingga service dan test drive at home, dengan mengedepankan standar protokol kesehatan.