REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pernahkah Anda merasa lelah sepanjang hari meski sudah mendapatkan tidur yang cukup? Bila merasa kesulitan untuk tetap terjaga pada siang hari atau mendengkur keras pada malam hari, Anda mungkin mengalami gejala apnea tidur.
Seperti diungkapkan oleh Mayo Clinic, apnea tidur merupakan masalah gangguan tidur yang berpotensi serius. Saat tidur, napas penderita apnea tidur bisa berhenti secara berulang selama beberapa saat.
Center for Sleep Apnea and Snoring menjelaskan, menurut studi dalam jurnal The Lancet Respiratory Medicine, ada lebih dari 936 juta orang di dunia yang mengalami apnea tidur. Di Amerika Serikat (AS), ada lebih dari 18 juta orang yang mengalami apnea tidur. Cukup banyak dari pasien apnea tidur di AS yang tidak mendengkur saat tidur.
Apnea tidur dapat memberikan ketegangan pada organ-organ vital. Selain itu, apnea tidur juga dapat mempengaruhi kualitas hidup secara keseluruhan.
Center for Sleep Apnea and Snoring tidak menganjurkan alkohol dan kafein dikonsumsi dalam waktu beberapa jam sebelum jam tidur. Lantas, apakah apnea tidur disembuhkan? Sebelum menjalani terapi, pasien akan dinilai terlebih dahulu oleh dokter. Setelah itu, pasien dengan masalah apnea tidur bisa ditawarkan terapi yang sesuai dengan kondisinya.
Salah satunya adalah terapi oral di mana sebuah alat akan dimasukkan ke dalam mulut oleh dokter spesialis. Alat ini berfungsi untuk "membebaskan" paru-paru, sehingga pasien bisa mendapatkan aliran udara yang lancar dan berhenti mendengkur saat tidur.