Perhimpunan Pelajar Indonesia se-Dunia Kawasan Amerika-Eropa (PPIDK Amerop) tahun ini akan menggelar hajatan tahunan terbesarnya yang mengumpulkan perwakilan mahasiswa Indonesia di luar negeri dari 27 negara di kawasan Amerika Eropa, yaitu Simposium Amerika Eropa (SAE). PPIDK Amerop 2019/2020 yang dipimpin oleh Mohamad Fajar Haqi Ismaya dari PPI Turki sebagai Koordinator dan Ridho Indawan Utomo dari PPI Prancis sebagai wakil koordinator dengan mengusung Visi Kasmaran, Kekeluargaan dan Semakin Berperan.
SAE merupakan ajang diskusi akademis dan ilmiah para mahasiswa Indonesia pyang berada di kawasan Amerika dan Eropa untuk menghasilkan produk akademis yang nantinya akan disampaikan kepada pemerintah Indonesia dan para stakeholder terkait, dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi pelajar sebagai kaum akademis. Koordinator Pelaksana SAE Istanbul Daring 2020 ini adalah Choirul Anam, mahasiswa PhD di Charles University, Prague, yang juga Ketua PPI Ceko.
Syarief Hasan, Wakil Ketua MPR RI, menyampaikan sangat mengapresiasi dan mendukung acara simposium ini. “Saya bangga dan mengapresiasi apa yang dilakukan adik-adik kita di Amerika-Eropa, karena ditengah pandemik seperti ini masih melakukan kegiatan yang produktif dan sangat bagus sekali sebagai bentuk legitimasi akademis,” ujarnya.
Simposium kali ini merupakan Simposium Amerika-Eropa ke-7 yang diselenggarakan oleh PPIDK Amerop. Tuan rumah acara ini selalu berganti setiap tahunnya, dimana berdasarkan SAE ke-6 yang dilaksanakan di Barcelona tahun 2019 lalu, Istanbul terpilih menjadi tuan rumah penyelenggara acara Simposium Amerika Eropa 2020.
Acara yang semula direncanakan akan diselenggarakan pada 21-27 Juni 2020 di Istanbul Sabahattin Zaim University di Istanbul, Turki, ini diubah menjadi SAE Istanbul Daring 26-28 Juni 2020 mengingat kondisi dunia yang masih dalam keadaan pandemik COVID-19. Simposium yang dimulai pada tanggal 26 Juni 2020 tersebut, dibuka oleh Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki Dr. Lalu Muhammad Iqbal, M Hub Int, yang memberikan apresiasi kepada teman-teman PPIDK Amerop dengan tetap mengadakan agenda tahunan ini di tengah pandemik COVID-19 yang melanda dunia.
Acara pada hari pertama tersebut, dihadiri oleh 77 orang dari berbagai belahan dunia wilayah Amerika dan Eropa. SAE Istanbul Daring 2020 mengangkat tema “Achieving the Sustainable Development Goals: Contriving The Blueprint to Face Industrial Revolution 4.0 and Society 5.0“ yang dibagi kedalam 5 sub-tema; (1) Ekonomi – Digitalisasi Ekonomi untuk Pembangunan Indonesia; (2) Sektor Publik – Implementasi Big Data dalam Pelayanan Publik; (3) Agrikultur – Peran Digitalisasi dalam Bidang Pertanian, Peternakan, dan Perikanan di Indonesia; (4) Pendidikan – Pengaruh Akademis pada Digitalisasi Pendidikan; (5) Seni dan Budaya – Pengaruh Digitalisasi terhadap Seni dan Budaya di Indonesia.
Masing-masing sub-tema akan diisi dengan narasumber yang ahli dalam bidangnya yang akan mengarahkan dan berkontribusi terhadap diskusi yang berlangsung. Para peserta yang hadir akan secara aktif berkontribusi dalam diskusi paralel di masing-masing sub-tema yang dibagi ke dalam 5 (lima) kelompok diskusi.
Syarief menyampaikan bahwa MPR RI sebagai lembaga tinggi negara selalu mendorong peningkatan riset dan teknologi di Indonesia. “Kita masih kalah dari Singapura dan Malaysia, padahal kita memiliki sumber daya yang sangat besar. Saya mendorong pemerintah untuk meningkatkan anggaran penelitian kedepan, karena berkaca dari covid-19 ini, pemerintah perlu melakukan inovasi dan pengembangan riset yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat Indonesia,” tuturnya.
Syarif mendorong agar pemerintah melibatkan mahasiswa yang berada di luar negeri, yang tentunya kualitasnya tidak kalah dengan negara-negara lain, dalam melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan penelitian. “Jangan sampai mahasiwa yang kuliah di luar negeri justru dipekerjakan oleh negara lain dan yang mendapatkan manfaat justru negara lain. Ini yang harus dijaga”, ujar Wakil Ketua MPR RI ini.
Syarief juga berpesan agar mahasiswa Indonesia di luar negeri terus berkarya dan memberikan sumbangsih pikirannya untuk kemajuan Indonesia. "Jangan lupa pulang kembali ke Indonesia dan membangun Indonesia bersama” pungkasnya.