REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Sebanyak sembilan mahasiswa IPB University asal Indramayu yang mengikuti program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) melakukan kunjungan ke Rumah Produksi Vivi Batik, Desa Anjun, Pabean Udik, Indramayu, Jawa Barat, (9/7). Kunjungan ini bertujuan untuk memajukan dan mendorong para pengrajin dalam mengembangkan usaha batik mandiri terutama di masa pandemi.
“Di masa pandemi, sebagian besar proses ekonomi dilakukan secara digital. Begitu juga dengan pemasaran batik. Namun tidak semua rumah produksi mampu beradaptasi dengan perubahan ini. Oleh karena itu, kami hadir untuk membantu para pengrajin batik di Indramayu dalam memasarkan produknya,” ujar Fadzillah Tussadiyah, mahasiswa peserta KKNT 2020 dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Dalam kunjungan ini terungkap bahwa Vivi Batik sudah berdiri dari tahun sekitar 1990-an. Budaya membatik sudah menjadi warisan keluarga yang turun-temurun diberikan kepada anak atau cucu.
Hingga saat ini, Vivi Batik belum melakukan pemasaran online. Pemasaran yang dilakukan hanya melalui dari orang ke orang. Hal tersebut disebabkan kurang pahamnya pemilik terhadap teknologi saat ini.
“Pemilik sudah tua dan masih awam terhadap hal-hal mengenai market place. Selain itu, ada kekhawatiran pemilik terhadap sistem online, yaitu takut tertipu oleh pembeli karena tidak ada transaksi secara tatap muka atau langsung. Pemasaran sudah ke pasar sekitar Indramayu atau pesanan pegawai kantor maupun untuk seragam sekolah. Pernah didistribusikan ke Jakarta melalui kontak whattsapp rekan kerja anak dari pemilik tersebut. Hal tersebut didasari dengan kepercayaan karena teman kerja anaknya,” tambahnya.
Untuk itu, Fadzillah dan teman-temannya akan melakukan branding batik khas desa Pabean Udik secara online. Harapannya, batik khas Desa Pabean Udik dapat lebih dikenal dan diminati oleh masyarakat luas sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para pengrajin.