REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Bambang PS Brodjonegoro pada Kamis (16/07) meresmikan pengoperasian mesin deteksi Covid-19, Cobas 6800 Systems. Bambang mengungkapkan mesin yang dioperasikan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman ini mampu meningkatkan pemeriksaan sampel untuk mengidentifikasi Covid-19.
"Kami berbangga LBM Eijkman melakukan terobosan yaitu pada hari ini, menggunakan mesin yang nantinya bisa meningkatkan kapasitas pengujian menjadi 1.000 sampel per hari. Dengan metode mesin RT PCR biasa sebelumnya mampu 400 sampel," kata Bambang, dalam telekonferensi, Kamis (16/7).
Ia menjelaskan dengan peningkatan kapasitas pengujian ini akan sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo. Sebelumnya, pemerintah menargetkan dapat dilakukan pengujian tes Covid-19 sebanyak 30.000 spesimen per hari.
"Ada peningkatan dua setengah kali lipat sampel dalam sehari, dan tentunya akan sangat membantu target Bapak Presiden yang saat ini sampai 30.000 per hari. Kemudian kita juga harus mengejar target WHO. Dan ini lah saya yakin upaya pemerintah yang tidak kenal lelah memenuhi target-target dalam penanganan Covid-19," kata dia lagi.
Sementara itu Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio menambahkan sistem tersebut mampu meminimalisir kesalahan pre-analitik selama proses pemeriksaan Covid-19. Selain itu juga dapat mengurangi jumlah sumber daya manusia yang dibutuhkan jika dibandingkan dengan proses pemeriksaan PCR Covid-19 secara manual.
"Fully automatic artinya terkendali kualitasnya terjamin dan lebih cepat. Per hari ini Eijkman sudah melayani 274 fasilitas layanan kesehatan dari seluruh Indonesia, setiap hari kami menerima 700 sampai 800 sampel," kata Amin.
Mesin deteksi Covid-19 Cobas 6800 Systems adalah sistem otomatisasi yang khusus didesain untuk pengerjaan aplikasi yang highthrouput, seperti perhitungan viral load, skrining darah, dan uji mikrobiologi lainnya. Sistem otomatisasi meliputi sistem tertutup untuk Ekstraksi RNA dan Amplifikasi PCR sampel klinis.
Mesin yang dibuat oleh perusahaan kesehatan asal Swiss, F. Hoffman La Roche Ltd., ini merupakan mesin kedua yang ada di Indonesia. Pengadaan mesin tersebut merupakan donasi dari PT Tempo Scan Pacific Tbk. melalui BNPB untuk membantu pengadaan Alat Pendeteksi Covid-19 dan selanjutnya disalurkan kepada LBM Eijkman untuk penguatan laboratorium.