REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) University Prof Dr Arif Satria berharap 434 lulusan insinyur dari kampus tersebut menjadi sumber daya manusia (SDM) yang unggul.
"Kami ucapkan selamat kepada 434 orang yang dikukuhkan hari ini," kata Arif saat pengukuhan secara daring terhadap 434 insinyur, termasuk Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar, melalui keterangan keterangan pers, Senin (27/7).
Ia mengatakan selain berharap lulusan menjadi SDM unggul, ia juga ingin para lulusan dapat mendukung program profesi insinyur jalur reguler. Arif mengatakan pengukuhan insinyur tersebut merupakan pengukuhan insinyur pertama yang digelar di IPB University sejak gelar insinyur dihapuskan dan diganti menjadi sarjana.
Pengukuhan insinyur pertama itu terbagi menjadi tiga bidang yaitu 376 lulusan insinyur dari bidang Teknik Kehutanan, 24 dari Industri Pertanian dan 34 insinyur dari Teknik Pertanian. Semua lulusan tersebut berasal dari jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL).
Sementara itu, secara profesi, para lulusan insinyur tersebut terdiri dari 73 dosen IPB University dan 361 lulusan yang berasal dari instansi lain, baik dosen, pegawai di instansi pemerintah maupun perguruan tinggi swasta.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof. Nizam mengatakan tambahan insinyur baru itu selain diharapkan bisa menjadi insinyur profesional, ia berharap mereka dapat juga menjadi techno-sociopreneur.
"Seperti semangat setiap insinyur Indonesia, yaitu membangun peradaban bangsa dan memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat, bangsa dan negara. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang nomor 11 tahun 2014, ini adalah tantangan besar menghadapi dunia profesi keinsinyuran kita dengan terbukanya pasar tenaga kerja ASEAN dan mobilitas dari profesi termasuk di dalamnya profesi insinyur. Itu sudah dibuka lebar," ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan tatanan keinsinyuran profesional di dalam negeri pada waktu itu belum ada. Kemudian pada 2014, ketika Indonesia menyiapkan Undang-undang keinsinyuran, rasio jumlah insinyur atau sarjana teknik di Indonesia baru tercatat sebanyak 2.671 insinyur per satu juta penduduk.
"Ini jauh dari Korea Selatan yang memiliki rasio insinyur sebesar 75.303 insinyur per satu juta penduduk. Saat ini kita tahu Indonesia sedang mendorong pembangunan infrastruktur yang diharapkan menjadi konektor pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, produksi dengan pasar dan juga pusat-pusat kegiatan masyarakat yang akan mengangkat perekonomian bangsa dan negara secara signifikan ke depan," kata Nizam.
Oleh karena itu, ia berharap pembangunan ke depan adalah pembangunan berkelanjutan yang inklusif dan ramah lingkungan. Kunci dari semua itu adalah tumbuhnya para insinyur unggul baru.
Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Dr. Heru Dewanto mengucapkan selamat kepada seluruh insinyur yang dikukuhkan pada hari ini dan mengatakan bahwa selama lima tahun ini, Indonesia telah melakukan lompatan pembangunan infrastruktur secara signifikan.
"Sebuah kehormatan bagi para insinyur yang telah menjadi aktor utama di dalam membuat lompatan infrastruktur tersebut. Namun demikian, pandemi ini mengancam kondisi infrastruktur kita, berkurangnya investasi dapat menurunkan keandalan dan kapasitas infrastruktur yang berdampak pada cost production yang meningkat dan menurunkan daya saing produk Indonesia," kaya Heru.
Oleh karena itu, capaian yang sudah ada, katanya, harus dipertahankan dan tidak boleh tergerus oleh pandemi, karena infrastruktur adalah pondasi bagi pemulihan setelah pandemi yang diharapkan pada akhirnya dapat diatasi.
Kemudian, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar yang juga dikukuhkan sebagai insinyur juga mengatakan bahwa insinyur memiliki peran penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Untuk itu, seorang insinyur harus dapat bersaing di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta turut berperan dalam kompetisi global guna menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas.
"Peran insinyur di berbagai bidang industri juga harus ditingkatkan untuk merangsang perkembangan penelitian dan teknologi industri di Indonesia," katanya.
Selain itu, dorongan dalam pemutakhiran pengetahuan juga perlu ditingkatkan. Seorang insinyur, katanya, tidak hanya berperan dalam operasi dan pemeliharaan perangkat keras, melainkan juga turut mengembangkan daya saing dan nilai tambah secara berkelanjutan di bidang industri," kata dia.