Kamis 30 Jul 2020 09:38 WIB

Ilmuwan Ungkap Asal-usul Batu Stonehenge

Asal-usul batu-batu raksasa di Stonehenge telah lama menjadi misteri.

Rep: Idealisa Masyrafina/Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Stonehenge atau lingkaran batu berusia 5.000 tahun di dekat Amesbury, Inggris.
Foto: EPA
Stonehenge atau lingkaran batu berusia 5.000 tahun di dekat Amesbury, Inggris.

REPUBLIKA.CO.ID, BRIGHTON -- Stonehenge adalah salah satu lokasi wisata di Inggris yang paling banyak dikunjungi. Batu-batu ikonik tersusun sedemikian rupa menarik perhatian wisatawan.

Selama bertahun-tahun, asal-usul batu-batu raksasa di Stonehenge telah lama menjadi misteri. Namun, ilmuwan telah menemukan dari mana batu misterius itu berasal.

Baca Juga

David Nash di University of Brighton, Inggris dan rekan-rekannya telah mengidentifikasi sumber 50 dari 52 batu besar, yang dikenal sebagai sarsens, yang membentuk lingkaran batu ikonik monumen itu. Batu sarsens banyak yang berada dalam posisi di trilithon, dua batu vertikal dengan ambang horisontal di atasnya.

Dengan menganalisis komposisi kimia batu, tim telah melacak asal-usulnya hingga 25 kilometer dari monumen, di Hutan Barat di Wiltshire.

Stonehenge juga mengandung batuan yang lebih kecil, yang dikenal sebagai bluestone, di dekat pusatnya, yang asalnya sebelumnya telah dilacak ke Wales.

Para peneliti menganalisis kimia dari sarsens melalui teknik yang disebut spektrometri fluoresensi sinar-X portabel. Dengan ini, mereka mengambil lima bacaan pada posisi yang berbeda untuk setiap batu.

Hasilnya, mengungkapkan bahwa 50 sarsen mengandung lebih dari 99 persen silika, dengan unsur-unsur termasuk aluminium, kalsium dan besi. "Dua sarsen, yang mengejutkan kami, berbeda dengan kluster utama itu, tetapi juga berbeda satu sama lain," kata Nash dilansir di New Scientist, Kamis (30/7).

Ini menunjukkan bahwa sarsen memiliki dua asal yang terpisah. Selanjutnya, para peneliti menganalisis sepotong batu, diambil dari sarsen yang runtuh ketika didirikan kembali pada tahun 1958 untuk mendapatkan pemecahan geokimia dari batu tersebut. Mereka menggunakan cara ini untuk sampel daerah batu serupa di seluruh Inggris selatan.

"Kami tidak berharap kami akan pernah menemukan area sumber asli," kata Nash.

Menurut Nash, mengidentifikasi asal-usul sarsen membuka kemungkinan penelitian arkeologi di masa depan ke rute yang mungkin telah diangkut ke Stonehenge. Asal usul dua sarsen lainnya belum diidentifikasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement