REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) akan menggelar peringatan milad ke-77 tahun. Mengangkat tema Meluhurkan Peradaban, rapat terbuka senat dalam rangka milad akan diadakan pada 18 Agustus 2020 atau 28 Zulhijah 1441 secara virtual.
Pelaksanaan secara daring dilakukan mengingat wabah Covid-19 yang belum mereda di Indonesia. Agenda tahunan ini dapat disaksikan dan diikuti langsung lewat YouTube Universitas Islam Indonesia mulai 09.00 WIB.
Rapat terbuka senat akan diisi penyampaian laporan perkembangan oleh Rektor UII, Fathul Wahid. Dilanjutkan pemaparan pidato milad oleh Dosen Psikologi UII, Sus Budiharto, bertema Mengangkat Kesejatian UII.
Kedua naskah pidato dapat diunduh saat pelaksanaan acara di laman web UII. Selain itu, dapat diunduh dua buku berjudul Mendesain Universitas Masa Depan dan Sayap Kemajuan Universitas, yang merupakan buah pemikiran langsung Prof. Fathul Wahid.
Ketua Panitia Milad 77 UII, Hangga Fathana mengatakan, milad ke-77 UII mengangkat tema besar Meluhurkan Peradaban. Di tengah-tengah dinamika globalisasi UII merasa peradaban memiliki peran penting untuk menjaga jati diri bangsa.
"Peradaban merupakan pilar penting dalam menumbuhkan karakter generasi masa depan yang adaptif untuk menghadapi perubahan tanpa harus kehilangan nilai-nilai luhur bangsa," kata Hangga, Senin (17/8).
Untuk itu, sudah sepatutnya bangsa Indonesia menempatkan peradaban dalam posisi yang luhur. Dalam upaya-upaya meluhurkan peradaban itu, perguruan tinggi miliki tanggung jawab berkontribusi hasilkan generasi penerus berilmu dan berkarakter.
UII, kata Hangga, yang mulanya bernama STI telah berusaha meluhurkan peradaban melalui dunia pendidikan. Sebagai pionir pendidikan tinggi di Indonesia, UII terus berperan aktif mencetak generasi yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.
Bagi segenap civitas akademika UII, niat mulia itu dapat dibingkai ke tiga aspek. Menghormati masa lalu merawat nilai-nilai mulia, mengkritisi masa kini dan berkontribusi selesaikan masalah bangsa, serta menjemput masa depan dengan suka cita.
"Karenanya, penting masing-masing diri untuk dapat mendesain masa depan, menjadi adaptif terhadap perubahan, terus mengasah diri dan senantiasa berkontribusi untuk meluhurkan peradaban," ujar Hangga.