Jumat 09 Aug 2024 08:42 WIB

ASBN Bangun Kolaborasi Pendidikan dan Ekonomi di ASEAN

Internasionalisasi pendidikan tak dapat dilakukan sendiri, tapi perlu kolaborasi.

Rep: Wuni Khoiriyah Azka/Fiona Arinda Dewi/ Red: Fernan Rahadi
ASEAN School of Business Network (ASBN) menggelar konferensi internasional perdananya pada Kamis (8/8/2024) di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Acara ini, bertepatan dengan ulang tahun ASEAN ke-57.
Foto: Wuni Khoiriyah Azka
ASEAN School of Business Network (ASBN) menggelar konferensi internasional perdananya pada Kamis (8/8/2024) di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Acara ini, bertepatan dengan ulang tahun ASEAN ke-57.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- ASEAN School of Business Network (ASBN) menggelar konferensi internasional perdananya pada Kamis (8/8/2024) di Royal Ambarrukmo, Yogyakarta. Acara ini, bertepatan dengan ulang tahun ASEAN ke-57.

Narasumber utama dalam acara ini meliputi Presiden ASBN, Arif Hartono, Dekan Fakultas Bisnis dan Ekonomi (FBE) Universitas Islam Indonesia (UII), Johan Arifin, dan Ketua Konferensi Internasional ASBN pertama, Jaya Addin Linando.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh Arif yang menjelaskan latar belakang dan filosofi di balik pembentukan ASBN. Menurut Arif, internasionalisasi pendidikan tidak dapat dilakukan sendiri, melainkan memerlukan kolaborasi dengan mitra di kawasan ASEAN.

Ia menyebutkan bahwa inisiatif ini berasal dari UII, dengan latar belakang tekanan dari tuntutan pemerintah terkait akreditasi nasional dan internasional. "Jika kita ingin unggul secara internasional, kekuatan kita di tingkat regional harus kokoh," tegasnya.

ASBN didesain sebagai platform tunggal yang mendukung aktivitas pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, serta mendorong pertukaran pengetahuan di antara anggotanya.

Johan menambahkan bahwa ASBN merupakan tonggak sejarah bagi UII, khususnya dalam mendukung akreditasi seluruh program studi di FBE. Ia berharap ASBN akan berkembang pesat dan memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi di ASEAN.

“ASBN yang diinisiasi oleh UII diharapkan menjadi platform kolaborasi yang strategis dan bermanfaat bagi seluruh anggota,” ujar Johan.

Dalam sesi tanya jawab, Jaya menjelaskan bahwa meskipun ASBN dimulai dari lingkup kecil, yaitu Jurusan Manajemen, namun kini telah meluas ke bidang-bidang lain, seperti akuntansi dan bisnis. Konferensi ini juga menjadi bagian dari rangkaian ASEAN Week, sebagai upaya memperingati hari lahir ASEAN pada 8 Agustus.

Konferensi ini dibagi menjadi dua kategori acara untuk mahasiswa dan umum yang mencakup enam aktivitas utama. Seminar diadakan menampilkan tiga pembicara, yaitu Vanessa Roucen dari Australia, yang membahas risetnya tentang kewirausahaan di ASEAN, Mustafa Bin Mohd Hanefah dari Malaysia yang memaparkan perkembangan ekonomi ASEAN dari perspektif orang dalam, dan Anugrah Paterki dari CEO Avoskin, yang membahas isu-isu dalam industri skincare di ASEAN.

Selain seminar, konferensi ini juga menyelenggarakan kompetisi business case dan essay competition. Kompetisi tersebut menarik perhatian 384 partisipan dari berbagai negara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, Korea Selatan, Kanada, dan beberapa negara Eropa.

Kompetisi ini menantang peserta untuk berpikir kreatif dan berkolaborasi dalam tim untuk menyelesaikan masalah bisnis yang dihadapi oleh Avoskin, terutama dalam konteks ASEAN.

Di tengah acara, Arif mengungkapkan bahwa tantangan terbesar dalam mengelola ASBN adalah legalitas dan penguatan izin, mengingat kompleksitas regulasi di berbagai negara ASEAN. Namun, ia tetap optimis bahwa ASBN akan terus berkembang dan mencapai tujuannya.

Acara ini juga menyoroti pentingnya mengembangkan jaringan kerjasama yang solid di antara negara-negara ASEAN untuk memperkuat kolaborasi di bidang pendidikan dan ekonomi.

Acara penutup dari konferensi ini diwarnai dengan pengumuman pemenang kompetisi business case dan essay competition. Tiga besar pemenang dari masing-masing kompetisi diumumkan dan mendapatkan penghargaan khusus dari panitia.

Total ada 384 partisipan yang terlibat dalam seluruh rangkaian acara, yang diadakan secara offline.

ASBN juga berencana untuk mengadakan konferensi berikutnya di Malaysia pada tahun 2025, dengan peluang terwujudnya acara tersebut diperkirakan mencapai 80 persen. Arif menekankan bahwa langkah-langkah ekspansi ke negara-negara ASEAN lainnya, seperti Filipina dan Vietnam, sedang dalam proses, dengan tujuan meningkatkan jumlah keanggotaan ASBN.

Dalam jangka panjang, ASBN berencana untuk membangun wadah jurnal ilmiah yang mempublikasikan hasil riset dari konferensi ini serta membangun platform web yang memungkinkan para anggota untuk terus berkomunikasi dan berdiskusi. Dengan ini, ASBN diharapkan dapat terus berkontribusi pada pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat di kawasan ASEAN.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement