Selasa 25 Aug 2020 02:37 WIB

Mengenal Yataghan, Pedang Andalan Utsmani

Pedang Yatagan yang dipakai oleh pasukan elit Janisari

Pedang Yatagan warisan Utsmaniyah.
Foto: Wikipedia
Pedang Yatagan warisan Utsmaniyah.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M Danang Prabowo

Turki Utsmani memiliki beragam jenis senjata dalam melengkapi kelengkapan pasukannya dalam berbagai misi penaklukan di dunia. Salah satu senjata yang dimiliki oleh militer Turki Utsmani adalah Yataghan.

Baca Juga

Yataghan adalah sejenis pedang berukuran pendek yang dipakai dari pertengahan abad ke 16 hingga akhir abad ke 19. Dinamakan Yatagan karena awal Pedang tersebut pertama kali dibuat di sebuah kota kecil di bagian Barat Daya Turki bernama Yatagan. Pedang ini sering dipakai oleh pasukan Turki Utsmani pada saat mereka melaksanakan penaklukan di beberapa daerah di Eropa seperti Kaukasus dan Balkan.

Mengenai soal ciri ciri fisik pedang Yatagan itu sendiri, pedang tersebut terdiri dari bilah bermata tunggal dengan lengkungan ke depan yang ditandai dan gagang yang terbuat dari dua plak pegangan yang dipasang melalui tang, ujung gagangnya berbentuk seperti telinga besar. Celah di antara pegangan ditutup dengan tali logam, yang sering didekorasi. Bilah pedang tersebut memiliki ukuran yang bervariasi dari 60 sentimeter (24 inci) hingga 80 sentimeter (31 inci). panjang dan bentuknya yang melengkung ke depan hampir sama dengan pedang falcata dari daerah Iberia dan kopis dari Yunani.

Untuk lebih dalamnya lagi, bagian belakang bilahnya terbuat dari baja yang lebih lembut dan ujung tajamnya terbuat dari baja yang keras hasil tempaan agar memiliki daya tahan yang lama.

Sementara itu, bagian Pangkal pedang tersebut tidak memiliki pelindung. Uniknya, 'guling' dari logam menghubungkan pegangan ke bagian bahu mata pedang. Untuk tambahan, bagian gagang biasanya terbuat dari tulang, gading, tanduk atau perak.

Dilansir dari www.Turkishculture.org, pedang Yatagan sendiri memiliki varian dalam desain berdasarkan dari asal daerah buatannya. Untuk contoh pertama yatagan dari daerah Balkan cenderung memiliki bentuk gagang yang lebih besar dan lebih dominan terbuat dari tulang atau gading. sementara yatagan dari daerah Anatolia memiliki ciri ciri gagang telinga yang lebih kecil dan biasanya terbuat dari tanduk atau perak.

Di bagian bilah pedang Yatagan, biasanya suka dihiasi oleh semacam motif pola ataupun seni kaligrafi. Untuk motif pola, di bilah pedang tersebut biasanya suka dihiasi dengan motif “Sulaiman” yang terdiri dari bintang yang membentuk dua segitiga yang bertindihan. Sementara itu, untuk seni kaligrafi, kadang kadang terdapat tulisan sajak dari syair syair Islami. Dari sini, hiasan yang terdapat di pedang Yatagan itu biasanya berdasarkan apa yang ada dalam benak pikiran sang empu itu sendiri. Misalnya, jika sang pembuat pedang itu adalah seorang Muslim yang taat, biasanya dia akan menghiasinya dengan ayat ayat yang ada di kitab suci Al-Quran ataupun doa doa bacaan sehari-hari seorang Muslim. Untuk tambahan informasi, terdapat juga tanda jejak dari sang empu.

Pedang Yatagan yang dipakai oleh pasukan elit Janisari dan infantri lainnya memiliki ukuran yang lebih kecil dan massa yang lebih ringan daripada pedang biasa lainnya agar tidak menjadi beban saat dibawa di pinggang terutama pada saat mereka melakukan parade di daerah kekuasaan Turki Utsmani.

Pedang Yatagan ini juga dipakai pada saat Turki Utsmani melakukan penaklukan terhadap kota Konstantinopel dari Kerajaan Byzantium. Pedang tersebut bisa dilihat di serial Televisi Netflix yakni Rise of Empires: Ottoman.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement