Selasa 15 Sep 2020 13:58 WIB

Wapres Dorong Mahasiswa Kompetitif tapi tak Lupakan Tradisi

SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Esthi Maharani
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.
Foto: Dok. Wasetpres
Wakil Presiden Republik Indonesia Maruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong mahasiswa memiliki semangat berkompetisi secara global. Namun demikian, mahasiswa tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal.

Ia mengatakan, saat ini, pemerintah menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai prioritas nasional. Sebab, SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Namum, kriteria SDM unggul tetap erat kaitannya dengan identitas sebagai warga Indonesia atau nasionalisme.

"Saya mengharapkan anda semua dapat mewujudkan semangat nasionalisme tersebut sehingga sekalipun kita memiliki keunggulan kompetitif secara global kita selayaknya tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal," ujar Ma'ruf saat membuka pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru Universitas Islam Nusantara (Uninus) Tahun Akademik 2020/2021 secara virtual, Selasa (15/9).

Ia pun mengingatkan sosok BJ Habibie yang patut menjadi tokoh panutan. Meskipun, BJ Habibie sukses di kancah global, namun ia tetap mempertahankan sikap nasionalismenya.

 

"Bapak Prof. Dr. B.J. Habibie yang selalu dijuluki "otak Jerman tapi berhati Mekkah." Julukan tersebut mengandung arti bahwa otak kita, atau kemampuan kita bisa melanglangbuana dan bersaing di era global ini, tapi hati kita atau jati diri kita tetap harus melekat sesuai dengan identitas dan akhlak sebagai insan nusantara," ungkapnya.

Karena itu, generasi muda saat ini harus memahami arti penting nasionalisme. Hal ini penting m karena bangsa Indonesia adalah bangsa majemuk, terdiri dari berbagai suku, agama dan ras.

Karena itu, para pendiri negara ini bersepakat untuk mendirikan sebuah negara yang mengakomodasi dan menjamin kemajemukan tersebut. Itulah sebabnya mengapa bentuk negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika.

NKRI adalah sebuah kesepakatan para pendiri bangsa, dengan Pancasila sebagai dasarnya.

"Jangan ada yang membawa pikiran-pikiran di luar NKRI, karena NKRI sudah final," ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement