REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bersin dapat terjadi karena berbagai faktor. Setiap orang dapat mengalaminya saat udara dingin, terkena debu, hingga tak ada alasan yang jelas menyebabkan ini.
Sebenarnya, bersin bukan merupakan sebuah kondisi yang serius atau langsung membahayakan. Namun, selama pandemi Covid-19 melanda dunia, bersin menjadi masalah yang besar dan membuat orang lain takut mendengar serta melihatnya.
Itu karena bersin menghasilkan percikan liur (droplet) di udara yang menjadi jalur utama penularan Covid-19. Bahkan, jika ada orang yang berada dekat dengan Anda, ia bisa menghirup percikan yang berada di atmosfer selama jangka waktu tertentu.
Tak hanya bersin, batuk juga menjadi hal yang menakutkan selama pandemi Covid-19. Meski tidak selalu terjadi karena adanya infeksi virus ataupun penyakit berbahaya lainnya, tetapi orang yang batuk sangat perlu dihindari.
Dilansir Today, ada beberapa hal yang harus diperhatikan saat bersin dan batuk selama pandemi Covid-19. Meski bukan selalu gejala dari penyakit wabah ini, tetapi kita harus berhati-hati dan menjaga diri serta orang lain dari berbagai potensi penularan.
Pertama, selalu ingat untuk tidak keluar rumah saat merasa tidak enak badan. Graham Snyder, direktur medis pencegahan infeksi dan epidemiologi rumah sakit di University of Pittsburgh Medical Center mengatakan, jika memiliki alasan untuk percaya bahwa mengalami batuk dan bersin disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan, maka Anda seharusnya tidak akan mau beranjak pergi kemanapun.
Selain itu, jika batuk atau bersin terjadi karena alergi, seperti saat musim gugur di sejumlah negara dunia maupun serbuk sari tumbuhan terhirup, ada beberapa hal yang harus dilakukan. Menjauhlah dari orang-orang, karena bagaimanapun tetap ada potensi penularan virus saat bersin atau batuk.
“Menjauhlah dari orang lain sejauh mungkin untuk meminimalkan kemungkinan penyebaran infeksi. Tetap pakai masker untuk membantu menahan percikan liur dari bersin atau batuk Anda,” ujar Snyder.
Snyder mengatakan, dengan masker yang tetap terpasang, saat bersin atau batuk jangan lupa tekuk siku. Hal itu penting sebagai etika saat mengalami bersin atau batuk sebelum pandemi Covid-19 terjadi. Ia mengatakan batuk atau bersin di bagian dalam siku adalah cara terbaik membatasi penyebaran kuman.
Jika memiliki masker cadangan, sebaiknya ganti masker setelah terciprat percikan bersin. Namun, jika tidak ada masker pengganti, tidak apa-apa untuk tetap memakainya.
"Saya tidak berpikir hal itu secara substansial mengubah risiko pada orang-orang di sekitar Anda, tetapi masker mungkin sudah sangat kotor," jelas Snyder.
Hal yang perlu diingat adalah cuci atau ganti masker Anda setiap hari. Snyder juga mengatakan setelah bersin atau batuk di dalam siku, Anda tidak perlu terlalu mengkhawatirkan baju yang dikenakan. Hal itu karena bagian dalam siku Anda kecil kemungkinannya akan menyentuh permukaan lain.
"Itulah mengapa bagian dalam siku lebih disukai daripada tangan," kata Snyder.
Jika Anda batuk atau bersin ke tangan dan menyentuh sesuatu, Anda dapat mencemari permukaan. Orang lain dapat menyentuh permukaan itu dan berpotensi menjadi sakit.
Satu saran lainnya, jika menderita alergi musiman yang menyebabkan Anda batuk atau bersin, minum obat sesuai petunjuk untuk meminimalkan hal ini. Anda juga harus mengenakan masker setiap kali bersama orang yang tidak tinggal bersama, bahkan saat bersama orang yang Anda kenal.
Risiko infeksi dari batuk, bersin, atau bahkan berbicara lebih rendah saat Anda memakai masker. Jika Anda tidak mengenakan masker saat batuk atau bersin, misalnya di rumah atau sedang mengemudi, batuk atau bersin dapat ditutup dengan menggunakan tisu.
Jika Anda tidak memiliki tisu, saat batuk atau bersin lekukkan siku Anda. Jangan lupa untuk selalu cuci tangan setelah batuk atau bersin.