REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Pengawas Makanan dan Obat-obatan AS (FDA) mengeluarkan peringatan tentang bahaya "Tantangan Benadryl" di TikTok. Permainan itu dikabarkan membuat orang harus menelan obat alergi dosis tinggi sampai mengalami halusinasi.
"Kami mengetahui laporan berita banyak remaja berakhir di ruang gawat darurat atau meninggal setelah berpartisipasi dalam "Benadryl Challenge" yang videonya ramai diunggah di aplikasi media sosial TikTok," kata peringatan FDA dilansir NBC, Jumat (25/9).
Namun, cuma ada sedikit bukti di TikTok tentang tantangan ini. Apalagi, platform tersebut telah menonaktifkan tagar "Benadryl" dan "BenadrylChallenge" untuk mencegah pengguna meniru tantangan tersebut.
FDA mengatakan dalam peringatannya bahwa badan ini menyelidiki laporan tersebut dan melakukan tinjauan untuk menentukan apakah ada kasus tambahan telah dilaporkan.
"Kami akan memperbarui publik setelah kami menyelesaikan tinjauan kami atau memiliki lebih banyak informasi untuk dibagikan." tambah FDA.
Badan tersebut juga mengatakan telah menghubungi TikTok dan sangat mendesak mereka untuk menghapus video dari platform. TikTok juga diminta siaga untuk menghapus video tambahan yang mungkin diunggah pengguna.
Menurut FDA, mengonsumsi diphenhydramine atau dengan merek dagang Benadryl, dalam dosis lebih tinggi dari yang direkomendasikan dapat menyebabkan masalah jantung yang serius, kejang, koma, atau bahkan kematian. Diphenhydramine merupakan antihistamin, obat yang biasanya dipakai untuk mengatasi alergi.
Orang tua harus menyimpan diphenhydramine jauh dari anak-anak. FDA merekomendasikan untuk mengamankan persediaan obat apapun untuk mencegah keracunan yang tidak disengaja oleh anak-anak dan penyalahgunaan oleh remaja. Dalam pernyataan resminya, produsen Benadryl, Johnson & Johnson, mengatakan bahwa tantangan daring ini sangat memprihatinkan, berbahaya, dan harus segera dihentikan.
Segera setelah menyadari tren berbahaya ini, perusahaan telah menghubungi platform media sosial untuk menghapus konten.
"Kami terus memantau dan bekerja dengan tim keamanan di berbagai platform media sosial untuk menghapus konten berbahaya." kata perusahaan.