Sabtu 03 Oct 2020 14:19 WIB

UMY Helat Orientasi Studi Dasar Islam

Orientasi Studi Dasar Islam wujud kepedulian UMY.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Muhammad Hafil
UMY Helat Orientasi Studi Dasar Islam. Foto: Rektor UMY - Gunawan Budiyanto
Foto: Republika/ Wihdan
UMY Helat Orientasi Studi Dasar Islam. Foto: Rektor UMY - Gunawan Budiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) setiap tahunnya menggelar Orientasi Studi Dasar Islam (OSDI). Diadakan sebagai wujud nyata kepedulian UMY tidak cuma kepada ilmu akademik, tapi kehidupan beragama mahasiswanya.

Tahun ini, kegiatan itu mengangkat tema Beragama, Cerdas, Menuju Pribadi Berkualitas. Di tengah-tengah pandemi Covid-19, OSDI 2020 harus diadakan secara daring dan disiarkan langsung dari Ms.Teams, YouTube dan Instagram.

Baca Juga

Diikuti lebih dari 21 ribu penonton, kegiatan dibuka secara resmi Rektor UMY, Dr Gunawan Budiyanto, simbolis lewat pemukulan gong. Dalam sambutannya, ia mengaku bangga dan sangat tertarik dengan tema yang diangkat tahun ini.

"Bisa jelaskan orang pintar belum tentu cerdas, tapi orang cerdas sudah pasti pintar karena bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri, sehingga orang cerdas pasti berkualitas karena bisa menyeimbangkan ilmu pengetahuan dan pelaksanaan agama," kata Gunawan, Kamis (1/10).

Pada kesempatan itu, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu'ti, turut memberikan semangat dan motivasi bagi mahasiswa baru. Sebagai Muslim, mereka harus bisa menciptakan kebaikan untuk orang lain, tidak cuma diri sendiri.

Selain itu, Mu'ti menyampaikan, ilmu memang jadi kunci meraih kesejahteraan hidup. Tapi, ia menekankan, agama itu tuntunan yang pasti akan mendatangkan kebahagiaan, sehingga keduanya tidak bisa dipisahkan dan harus seimbang.

"Tanamkan cita-cita dan miliki komitmen, miliki visi mengenai apa yang akan diraih, dan yang terakhir yakni berusaha dan tidak putus asa," ujar Mu'ti.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement