REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) berpesan kepada jamaah haji untuk lebih memahami tanggung jawab kemanusiaan dalam melestarikan lingkungan. Lebih lanjut, pesan itu dituangkan dalam buku panduan ibadah haji yang ramah lingkungan.
Anggota Badan Pelaksana BPKH Harry Alexander mengatakan, BPKH sebagai pengelola haji bertanggung jawab bukan hanya dalam memastikan akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan. Pihaknya juga merasa terpanggil untuk menjaga pelaksanaan haji agar selaras dengan prinsip lingkungan yang berkelanjutan.
"Ibadah haji merupakan salah satu rukun Islam yang harus dijalankan dengan kesadaran spiritual dan sosial. Dengan hadirnya buku panduan Responsible Green Hajj, kami mengajak seluruh jamaah untuk memahami bahwa menjaga bumi adalah bagian integral dari ibadah itu sendiri,” ujar Alexander di sela-sela acara peluncuran buku Responsible Green Hajj di Muamalat Tower, Senin (23/6/2025).
Buku tersebut diterbitkan atas kerja sama antara BPKH dan Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Alexander menjelaskan, gerakan green hajj mengedepankan kesadaran ekologis jamaah dalam setiap tahap pelaksanaan haji; mulai dari persiapan sebelum keberangkatan, selama di Tanah Suci, hingga saat kembali ke Tanah Air.
Setiap langkah mereka diharapkan terus memperhatikan dampak lingkungan. Sebagai contoh, tiap tamu Allah diimbau agar menerapkan pengelolaan sampah-pribadi yang baik serta menghormati ekosistem setempat.
"Ini bukan hanya soal menjaga alam, tetapi juga meneruskan warisan terbaik kepada generasi mendatang agar mereka dapat menikmati bumi yang sehat dan lestari,” ujar Alexander.
Peluncuran Responsible Green Hajj diharapkan dapat menjadi langkah konkret dalam menjadikan ibadah haji bukan hanya kewajiban spiritual, tetapi juga sebuah kontribusi nyata dalam melestarikan lingkungan.
View this post on Instagram