Rabu 21 Oct 2020 18:12 WIB

Label 'Semua Alami' tak Selalu Menyehatkan

Jus kemasan memiliki rasa dari buah tetapi mengandung gula yang sangat tinggi.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Qommarria Rostanti
Label
Foto: www.freepik.com
Label

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam produk dengan label "seluruhnya/semuanya alami" atau "all-natural" kerap dipandang sebagai produk yang baik bagi kesehatan. Padahal, label tersebut tak selalu berarti sehat.

Ahli kesehatan Kyle Buchanan mencontohkan, jus kemasan memiliki rasa dari bahan-bahan alami seperti buah. Akan tetapi, satu jus kemasan bisa mengandung gula yang sangat tinggi.

"Dengan label perasa alami (jus kemasan) masih bisa mengandung lebih banyak gula dibanding sekaleng soda," ujar Buchanan seperti dilansir di Global News, baru-baru ini.

Oleh karena itu, penting bagi konsumen untuk mengecek daftar bahan dan informasi gizi pada kemasan produk berlabel alami sebelum membeli. Pengecekan ini bertujuan agar konsumen benar-benar memahami apa yang mereka makan atau minum.

Miskonsepsi lain yang kerap terjadi adalah label pemanis alami seperti stevia. Meski sebuah produk memiliki label menggunakan pemanis stevia, produk tersebut juga bisa mengandung tambahan pemanis lainnya.

Selain tren label alami pada produk "sehat", belakangan ini diet keto juga semakin populer karena dianggap menyehatkan. Pada dasarnya diet keto bukanlah pilihan tepat bagi orang-orang dengan perut yang sensitif.

Tak hanya itu, diet ketogenik atau diet keto juga mungkin tidak sebagus anggapan kebanyakan orang. Pada awal 2020, US News & World mengevaluasi beragam jenis diet dan mengurutkan diet-diet tersebut ke dalam peringkat diet terbaik. Diet ketogenik menjadi salah satu dari 35 diet terburuk dalam daftar tersebut.

Ahli gizi Shahzadi Devje mengatakan diet dengan klaim dapat menurunkan berat badan atau diet yang tampak trendi selalu menjadi populer. Terlebih ada cukup banyak unggahan testimoni pribadi mengenai keberhasilan diet keto di internet.

"Tetapi (testimoni pribadi) ini tidak setara dengan bukti ilmiah yang bisa dipercaya dan diandalkan," kata Devje.

Oleh karena itu, orang-orang yang ingin mengadopsi suatu diet sebaiknya lebih bersikap kritis. Akan lebih baik bila orang-orang berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter atau tenaga kesehatan profesional sebelum melakukan perubahan yang ekstrim pada diet atau pengaturan pola makan sehari-hari.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement