REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Insinyur dari Stanford dan Samsung telah mengerjakan proyek yang sangat menarik untuk beberapa waktu sekarang. Mereka mengatakan siap untuk menunjukkannya pada dunia.

Dilansir dari GSMArena, Selasa (27/10), teknologi ini didasarkan pada panel surya ultra-tipis yang secara efektif menghasilkan arsitektur baru untuk layar OLED. Secara teori, ini dapat digunakan untuk televisi, tampilan smartphone dan headset VR, tetapi ini akan sangat berguna untuk yang terakhir, karena akan menghilangkan apa yang disebut screen door effect.

Efek ini bisa dilihat di hampir semua headset VR yang ada di pasaran. Pengguna dapat melihat celah antarpiksel karena mata hanya berjarak beberapa sentimeter dari layar. Saat ini tidak ada layar yang cukup tebal untuk menghilangkan celah tersebut.

Bagaimanapun, arsitektur OLED baru mengandalkan film untuk memancarkan cahaya putih. Ada satu lapisan perak ditambah dengan yang terbuat dari logam reflektif mengubah sifat reflektif dan memungkinkan warna tertentu beresonansi. Hasilnya, pengguna mendapatkan tampilan kepadatan tinggi tanpa mengorbankan kecerahan.

Namun, meski Samsung mampu menghadirkan tampilan seperti itu kepada konsumen, mungkin bisa saja menghadapi masalah dengan daya komputasi. Banyak piksel untuk digerakkan dan GSMArena belum melihat apakah perangkat keras saat ini akan sesuai dengan tugas itu.

Ikuti Whatsapp Channel Republika