Ahad 09 Feb 2025 13:59 WIB

Putusan Bebas Bos Samsung, Jaksa Korea Selatan Dikabarkan Bakal Ajukan Banding

Pengadilan banding membebaskan Ketua Samsung Electronics, Jay Y Lee, dari tuduhan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Bendera berlogo Samsung (kanan). Jaksa Korea Selatan dikabarkan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung setelah pengadilan banding membebaskan Ketua Samsung Electronics, Jay Y Lee, dari tuduhan.
Foto: AP Photo/Ahn Young-joon
Bendera berlogo Samsung (kanan). Jaksa Korea Selatan dikabarkan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung setelah pengadilan banding membebaskan Ketua Samsung Electronics, Jay Y Lee, dari tuduhan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Jaksa Korea Selatan dikabarkan akan mengajukan banding ke Mahkamah Agung setelah pengadilan banding membebaskan Ketua Samsung Electronics, Jay Y Lee, dari semua tuduhan terkait merger pada 2015. Kasus ini menuduh bahwa merger senilai 8 miliar dolar AS antara dua afiliasi Samsung dirancang untuk memperkuat kendali Lee atas perusahaan tersebut.

Namun, pengadilan menolak klaim bahwa merger tersebut menyebabkan kerugian finansial bagi pemegang saham minoritas. Lee membantah melakukan kesalahan atas merger tersebut.

Baca Juga

“Saya tidak pernah berniat untuk menipu atau merugikan investor demi keuntungan pribadi,” demikian pernyataan Lee beberapa waktu lalu, seperti dilansir laman Reuters, Jumat (7/2/2025).

Meskipun dibebaskan dari tuduhan dalam kasus merger, jaksa tetap berupaya untuk mengajukan banding atas putusan tersebut. Selama hampir satu dekade, Lee menghadapi berbagai tantangan hukum, termasuk kasus merger yang membuka jalan bagi suksesi kepemimpinannya setelah sang ayah, Lee Kun-hee, mengalami serangan jantung pada 2014 yang membuatnya koma.

Lee juga sempat menjalani hukuman penjara selama 18 bulan atas kasus suap. Skandal suap terkait dengan skandal yang menyebabkan jatuhnya Presiden Park Geun-hye pada 2017.

Sementara itu, sebagai produsen chip AI dan ponsel pintar, Samsung Electronics saat ini menghadapi tantangan berupa persaingan yang semakin ketat. Meskipun permintaan untuk chip meningkat, Samsung tertinggal dibandingkan pesaingnya seperti SK Hynix dan Micron dalam memasok chip AI kelas atas ke perusahaan seperti Nvidia.

Harga saham Samsung Electronics juga mengalami penurunan signifikan. Pada November 2024, saham perusahaan mencapai titik terendah dalam empat tahun terakhir, yang dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terkait potensi tarif baru yang diterapkan oleh Presiden AS terpilih Donald Trump. Ketatnya persaingan chip juga memengaruhi lesunya saham Samsung.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement