REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah laporan baru-baru ini oleh Oxford Economics menemukan bahwa Bumi dapat memanas hingga 2 derajat celsius pada tahun 2050. Perubahan iklim itu juga diproyeksikan memiliki efek merugikan pada ekonomi global. Perubahan iklim memotong produk domestik bruto global hingga 7,5 persen.
Secara umum, ada negara yang paling parah terkena dampaknya, beberapa di antaranya adalah negara di Afrika dan Asia. Dalam jangka panjang, negara-negara itu akan menerima kenaikan rata-rata suhu 4 derajat celcius pada tahun 2100.
Untuk mengantisipasinya, konsultan risiko global Maplecroft Niall Smith menganalisis kerentanan perubahan iklim kawasan itu. Menurutnya, penting juga untuk mempertimbangkan apa yang terjadi baik secara sosial maupun politik di suatu kawasan untuk menentukan apakah negara tersebut dapat bersiap.
Organisasi tersebut menemukan, dari 1999 hingga 2018, area yang paling terpengaruh dari waktu ke waktu adalah Puerto Rico, Myanmar dan Haiti.
Dalam laporan yang sama Germanwatch juga merinci negara mana yang paling terpengaruh oleh peristiwa cuaca ekstrem di tahun 2018. Laporan itu memberikan wawasan tentang tempat mana yang paling rentan terhadap perubahan iklim di masa mendatang.
Mengutip The Hill, Jumat (20/11) berikut adalah negara-negara paling berisiko terdampak:
Jepang
Pada 2018, Jepang dilanda tiga peristiwa cuaca ekstrem yang sangat kuat. Curah hujan deras pada bulan Juli yang diukur setiap hari dua kali lebih banyak dari yang sebelumnya dianggap sebagai hari terbasah di negara itu.
Curah hujan yang sangat deras mengakibatkan banjir bandang dan tanah longsor, menewaskan lebih dari 200 orang dan menyebabkan lebih dari 5.000 rumah rusak.
Dari pertengahan Juli hingga akhir Agustus 2018, gelombang panas yang parah juga menyebabkan 138 korban jiwa dan lebih dari 70.000 orang harus dirawat di rumah sakit karena sengatan panas dan kelelahan akibat panas. Pada bulan September, Topan Jebi menghantam negara itu.
Ini menjadi topan tropis paling kuat yang pernah terjadi di Jepang selama lebih dari 25 tahun. Jebi memecahkan beberapa rekor sejarah angin berkepanjangan di Jepang, menyebabkan kerusakan ekonomi lebih dari 13 miliar dolar dolar AS.
Filipina
Topan Mangkhut menghantam bagian utara Filipina pada September 2018 sebagai topan kategori 5 topan terkuat yang tercatat di seluruh dunia pada saat itu. Mangkhut mencapai kecepatan hingga 270 kilometer per jam (sekitar 168 mph) saat mendarat, mempengaruhi lebih dari 250 ribu orang di seluruh negeri. Sekitar 59 orang tewas, sebagian besar akibat tanah longsor yang dipicu oleh hujan lebat.