Rabu 09 Dec 2020 19:19 WIB

Guru Ebib Susur Hutan Rimba demi Entaskan Buta Calistung

Dompet Dhuafa bersama filantropi lain membantu Ebib mendapat fasilitas lebih layak.

Ebib Mandro sebagai sosok guru tangguh masih bersusah payah hanya untuk bersua murid-muridnya di SDN 016 Siambul Lokal Jauh, Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.
Foto: Dompet Dhuafa
Ebib Mandro sebagai sosok guru tangguh masih bersusah payah hanya untuk bersua murid-muridnya di SDN 016 Siambul Lokal Jauh, Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRA HULU -- Siswa yang berkualitas, lahir dari guru yang berkualiats. Itulah mengapa Dompet Dhuafa berkolaborasi dengan berbagai lembaga kemanusiaan menyalurkan bantuan tenaga pendidik untuk Ebib Mandro. Empat bulan lalu, Ebib Mandro sebagai sosok guru tangguh masih bersusah payah hanya untuk bersua murid-muridnya di SDN 016 Siambul Lokal Jauh, Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau.

Tidak tanggung-tanggung, empat jam Ebib tempuh melewati rimba dengan berbagai medan. Jalan berbatu, becek bila hujan, lembah, dan sungai. Semua itu Ebib jalani untuk bisa mengajar siswanya di pedalaman.

Baca Juga

“Sebelumnya Ebib harus berjalan menyusuri hutan rimba selama empat jam untuk sampai ke sekolah,” terang Pimpinan Dompet Dhuafa Cabang Riau, Ali Bastoni saat dihubungi melalui WhatsApp, seperti dalam siaran pers, Rabu (9/12).

photo
Ebib Mandro sebagai sosok guru tangguh masih bersusah payah hanya untuk bersua murid-muridnya di SDN 016 Siambul Lokal Jauh, Dusun Talang Tanjung, Desa Siambul, Kecamatan Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. - (Dompet Dhuafa)

 

Mengingat perjalanan yang tidak mudah dan panjang, Ebib terpaksa tinggal di masjid dusun setempat selama tiga hari dalam sepekan. Jadwal mengajarnya terhitung empat hari dalam sepekan. Setiap Kamis sore, Ebib pulang kembali ke rumahnya, dan kembali lagi mengajar di hari Senin. Hal itu untuk menghemat biaya dan tenaga yang Ebib keluarkan dalam perjalanan.

“Proses belajar mengajar dari hari Senin hingga Kamis. Ebib tinggal atau tidur di masjid yang di bangun Dompet Dhuafa di sana selama tiga hari. Hari Kamis siang beliau harus punya ke dusunnya,” ujar Ali.

Karena hal itu, empat bulan lalu, Dompet Dhuafa bersama lembaga filantropi lainnya di Riau berkolaborasi untuk membantu Guru Ebib mendapatkan fasilitas yang lebih layak. Sebuah motor, honor guru serta sarana dan prasarana mengajar disalurkan. Alhasil, kini, Guru Ebib bisa dengan lebih mudah pulang dan pergi mengajar. Jarak tempuh empat jam lamanya bisa dengan signifikan dipotong. Terpenting, adalah para siswa tidak begitu khawatir lagi dengan kondisi guru mereka, dan lebih tenang dalam belajar.

“Lokasi sekolah dari jalan lintas lebih kurang dua jam menggunakan motor atau mobil. Melewati perkebunan sawit PT dan kebun karet serta hutan. Jika hari hujan akses sangat sulit karena jalan becek dan berlumpur. Belum lagi bila betremu rombongan babi hutan,” tambah Ali.

SDN 016 Siambul Lokal Jauh sendiri baru berdiri tahun 2020 ini, tepatnya sebelum pandemi datang. Bisa dikatakan anak-anak di dusun tersebut belum mengenyam pendidikan sama sekali. Wajar bila masih banyak ditemui kasus buta huruf di wilayah tersebut. dengan hadirnya Ebib, satu persatu generasi melek aksara mulai lahir. Anak-anak kini bisa membaca.

“Sudah satu semester saya mengajar anak-anak. Dari sebelumnya tidak bisa membaca dan berhitung, Alhamdulillah sekarang sudah bisa pelan-pelan membaca kata demi kata. Saya sangat senang mengajar dan bangga bisa mengabdikan diri di sekolah ini,” pungkas Ebib.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement