REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pandemi Covid-19 memberikan dampak luas bagi kehidupan bangsa-bangsa di dunia, tak terkecuali Indonesia. Persebaran virus corona tipe baru ini menimbulkan efek domino yang luar biasa. Tidak hanya menimbulkan krisis kesehatan, namun menimbulkan efek serius di sektor lainnya, seperti ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan lain-lain.
Pandemi menjadikan pertumbuhan ekonomi menukik tajam, ancaman pemutusan hubungan kerja terjadi di berbagai sektor, dan tidak sedikit industri serta kegiatan bisnis yang lumpuh akibat wabah virus SARS Cov-2 ini. Kendati begitu, pandemi Covid-19 telah mempersatukan, memperkuat solidaritas dan kepedulian, serta membangkitkan kembali jiwa gotong-royong masyarakat.
Sejak wabah Covid-19 melanda tanah air, UGM turut berkontribusi mengatasi pandemi dan dampak ikutannya. "Selain mengembangkan berbagai produk inovasi berbasis riset di bidang kesehatan, UGM bergerak membantu civitas UGM dan masyarakat terdampak pandemi Covid-19 di Tanah Air," kata Rektor UGM, Prof Panut Mulyono, Kamis (17/12).
UGM juga telah membentuk Tim Satgas Covid-19 yang dibentuk untuk merespons pencegahan penyebaran Covid-19 di lingkungan kampus dan sekitarnya. Tim tersebut telah melakukan berbagai aktivitas, antara lain koordinasi proses isolasi mandiri civitas akademika di Asrama Dharmaputera Baciro, penjagaan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dalam acara di lingkup UGM, penyiapan unit kerja dalam upaya pencegahan penularan Covid-19, penilaian penerapan protokol kesehatan di food court, proyek konstruksi, unit kerja, dan lain-lain, serta sosialisasi adaptasi menuju kebiasaan baru di lingkungan UGM dan sekitarnya.
Ketika UGM akan melaksanakan KBM Bauran pada tahun 2021, peran dan fungsi Satgas Covid-19 perlu diperluas dan terintegrasi di berbagai unit di UGM. Kebutuhan tim Satgas Covid-19 yang ditempatkan di setiap unit untuk mengawal KBM Bauran menjadi sebuah kebutuhan penting yang harus dicukupi, baik dari segi jumlah, kapasitas, maupun kemampuannya.
"Selain itu, sejumlah program perlindungan sosial telah dijalankan oleh civitas akademika UGM dan alumni untuk membantu meringankan beban masyarakat. Salah satunya seperti gerakan kemanusiaan bernama Sambatan Jogja atau dikenal sebagai Sonjo. Lewat gerakan Sonjo ditujukan membantu masyarakat rentan dan berisiko terdampak Covid-19," kata Panut.
Bergerak menggunakan Whatsapp group, Sonjo mempertemukan para pihak yang membutuhkan bantuan dengan pihak yang ingin menyalurkan bantuan. Sejak berdiri pada 24 Maret 2020 hingga kini telah terbentuk 7 Whatsapp group yang fokus pada bidang-bidang tertentu seperti ekonomi, pangan, kesehatan, pendidikan, dan lainnya.
Solidaritas sosial untuk membantu masyarakat terdampak Covid-19 juga ditunjukkan oleh para alumni UGM. Kagama melalui program Kagama Care menginisiasi program ketahanan pangan yakni Kagama Cantelan.
Melalui program Cantelan membuka peluang bagi semua orang untuk berpartisipasi, terutama menyediakan kebutuhan bahan-bahan pokok. Masyarakat bisa membantu dengan menggantungkan sembako pada tempat-tempat yang telah ditentukan dan warga yang membutuhkan dapat mengambilnya. Dengan begitu masyarakat dapat saling menjaga antar tetangga.
Berikutnya, melalui Disaster Response Unit (DeRU) UGM para relawan dari kalangan dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan dan alumni terjun membantu penanganan penyebaran Covid-19. Bekerja sama dengan Kagama Care dan Kagama Gelanggang membagikan paket bantuan seperti masker, multivitamin, dan handsanitizer pada ratusan pedagang pasar di wilayalah Yogyakarta. Selain itu, juga menyalurkan bantuan APD ke berbagai rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas kesehatan di Tanah Air.
Selain melakukan gerakan kemanusiaan membantu masyarakat, UGM tak lupa menunjukkan kepedulian terhadap mahasiswa yang terdampak pandemi Covid-19. Bantuan logistik diberikan pada mahasiswa yang tidak mampu dan mahasiswa yang mengalami kesulitan mengakses logistik.
"Program-program kemanusiaan juga dijalankan oleh fakultas-fakultas di UGM dalam upaya meringankan beban mahasiswa dan civitas UGM yang mengalami kesulitan akibat pandemi Covid-19. Bantuan tak hanya diwujudkan dalam bentuk logistik, tetapi juga dukungan fasilitas untuk kelancaran perkuliahan secara daring," ujar Panut.