REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- kebijakan baru Whatsapp memicu reaksi dari bermacam pihak termasuk pengguna hingga pesaing. Wahtsapp mengeluarkan kebijakan privasi baru yang menyebutkan bahwa Whatsapp akan membagikan data pengguna dengan Facebook dalam kasus tertentu
Dilansir dari The Hindu Business Line, CEO dan pendiri aplikasi Telegram, Pavel Durov mengecam Facebook di tengah meningkatnya kekhawatiran terkait privasi data.
WhatsApp pekan ini mulai memberi tahu pengguna di seluruh dunia mengenai kebijakan privasi baru. Persyaratan privasi baru akan berlaku pada 8 Februari. Platform perpesanan milik Facebook telah mulai memberi tahu pengguna tentang perubahan tersebut.
“Jutaan orang marah dengan perubahan terbaru dalam Persyaratan WhatsApp, yang mengatakan pengguna harus memasukkan semua data pribadi mereka ke mesin iklan Facebook. Tidak mengherankan jika perpindahan pengguna dari WhatsApp ke Telegram, yang sudah berlangsung selama beberapa tahun, semakin cepat, " tulis Durov dalam postingan blog yang diposting ke saluran Telegram- nya.
Platform ini memiliki hampir 500 juta pengguna dan terus berkembang. “Saya dengar Facebook memiliki seluruh departemen yang dikhususkan untuk mencari tahu mengapa Telegram begitu populer. Saya senang bisa menghemat Facebook puluhan juta dolar dan memberikan rahasia kami secara gratis: hormati pengguna Anda,” tulis Durov.
Durov juga sekaligus mengklarifikasi isu-isu yang beredar tentang Telegram. "Telegram tidak memiliki server atau kantor di Rusia dan diblokir di sana dari 2018 hingga 2020," tulis Durov.