Jumat 15 Jan 2021 00:05 WIB

10 Hal yang Perlu Dilakukan Pria untuk Jaga Kesehatan Mental

Pria lebih jarang meminta bantuan atau mendiskusikan kesehatan mentalnya.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Pria lebih jarang meminta bantuan atau mendiskusikan kesehatan mentalnya (Foto: ilustrasi)
Foto: Pixabay
Pria lebih jarang meminta bantuan atau mendiskusikan kesehatan mentalnya (Foto: ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkapkan bahwa kematian akibat bunuh diri tiga kali lebih tinggi terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan. Ironisnya, laki-laki lebih jarang untuk mencari bantuan atau bahkan sekedar mendiskusikan masalah kesehatan mental yang mereka alami.

Beragam hal yang terjadi di masa pandemi Covid-19 dapat memicu stres yang lebih besar. Oleh karena itu, penting bagi laki-laki untuk mulai lebih memperhatikan kesehatan mental mereka.

Baca Juga

Ada 10 cara yang dapat membantu laki-laki menjaga kesehatan mental mereka. Berikut ini adalah kesepuluh cara tersebut, seperti dilansir Fatherly, Kamis (14/1).

Bicara dengan Diri Sendiri

Pandangan seseorang terhadap diri sendiri akan sangat mempengaruhi bagaimana dia memproses dan memahami sesuatu yang terjadi pada dirinya. Inilah alasan mengapa penting bagi seseorang untuk meluangkan waktu sejenak dan berkomunikasi dengan diri sendiri.

Tanyakan pertanyaan seperti "Apakah saya melihat diri saya sebagai orang yang gagal karena sesuatu yang terjadi pada diri saya?", "Apakah saya merasa diri saya lemah karena merasakan perasaan tertentu atau berekasi dengan cara tertentu?", "Sudahkah saya belajar memaafkan diri sendiri?", dan pertanyaan serupa lainnya.

Ketika seseorang melihat dirinya sendiri sebagai orang yang gagal dan tidak bisa memaafkan diri sendiri, dia cenderung akan lebih mudah untuk merasa sedih, putus asa, dan lelah secara mental.

Tujuan Jangka Pendek

Memiliki sebuah tujuan pribadi dapat memunculkan perasaan bahwa seseorang memiliki tujuan. Akan tetapi, tujuan yang bersifat jangka panjang tanpa tolak ukur seringkali mudah terlupakan.

Coba untuk membuat tujuan-tujuan jangka pendek di setiap bulan. Setelah itu, cek setiap minggu mengenai kemajuan yang berhasil dicapai dan lakukan penyesuaian bila perlu.

Di penghujung bulan, ulas kembali hal-hal yang berhasil dilakukan dan hal-hal yang mungkin perlu diubah di bulan berikutnya. Tujuan-tujuan ini bisa berupa apa saja, mulai dari menyelesaikan tantangan olahraga, membaca beberapa buku, dan hal lain. Cara-cara seperti ini dapat melepaskan seseorang dari rutinitas berulang yang kerap memicu perasaan burnout.

"Kebosanan kerap menjadi akar dari burnout. Penting bagi laki-laki untuk merasa bahwa mereka sedang mengerjakan sesuatu sambil berupaya untuk merawat diri mereka sendiri," jelas psikoterapis Amy Morin yang juga pemimpin redaksi dari Verywell Mind.

Menyesuaikan Ekspektasi

Ekspektasi yang tak terpenuhi dapat mempengaruhi kesehatan mental. Penting untuk membuat ekspektasi yang lebih kecil dan lebih mudah diwujudkan untuk diri sendiri atau dalam berhubungan dengan orang lain.

"Kita tidak bisa memastikan anak-anak kita 100 persen terlibat dalam pembelajaran jarak jauh atau mendapatkan sosialisasi yang cukup hanya melalui Zoom," ujar psikolog Traci Maynigo mencontohkan.

Namun dalam kasus seperti ini, seorang ayah bisa mewujudkan hal lain bagi anak. Misalnya menciptakan kedekatan dan rasa aman bagi anak.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement