Sabtu 16 Jan 2021 15:49 WIB

Ratusan Juta Akun Facebook, Instagam, dan LinkedIn Bocor

Safety Detectives mengungkap total kebocoran yang terjadi adalah sebesar 408 GB.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Keamanan siber
Keamanan siber

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA--Saat ini sejumlah pengguna aplikasi tengah diramaikan oleh rencana WhatsApp yang akan merenapkan kebijakan baru soal privasi. Tapi ternyata, sebuah laporan mengungkap bahwa bulan lalu sempat terjadi sebuah kebocoran informasi dari sejumlah akun media sosial.

Dilansir dari Life Hacker pada Sabtu (16/1), kebocoran itu terjadi pada perusahaan manajemen media sosial bernama Socialarks. Tak main-main, total kebocoran yang terjadi adalah sebesar 408 GB.

Baca Juga

Data sebesar itu merupakan data dari 214 juta akun Facebook, Instagram dan LinkedIn di seluruh dunia. Itu artinya, pelanggaran data yang diungkap oleh Safety Detectives itu mencakup sekitar 318 juta data individu.

Informasi yang tersebar itu merupakan sejumlah informasi umum yang diumbar pada masing-masing akun. Artinya, kebocoran itu tak mencakup sejumlah informasi kata sandi dan informasi keuangan.

Secara rinci, informasi yang bocor bulan lalu itu diantaranya adalah soal nama lengkap, nomor telpon dan alamat email, username, foto profil dan pekerjaan.

Lewat kejadian ini, Life Hacker pun menyarankan agar pengguna lebih selektif dalam mengungkap sejumlah data pribadi. Life Hacker juga beranggapan, akun private dinilai salah satu cara yang paling aman agar pengguna dapat menentukan kepada siapa saja data itu dapat diakses.

Mengingat, sejumlah informasi itu merupakan informasi yang sangat rentan digunakan oleh sejumlah pihak yang berniat untuk membuat akun palsu dari pengguna media sosial tertentu.

Saat ini tidak ada yang dapat Anda lakukan untuk mengatasi kebocoran informasi ini. Untuk memeriksa apakah akun Anda terkena dampak atau tidak, Anda bisa memeriksanya di situs  Have I Been Pwned. Anda bisa melakukan pencarian melalui email untuk memeriksa apakah salah satu akun sosial media Anda terpengaruh.

Selain itu, Anda juga perlu memikirkan kembali seberapa banyak informasi yang Anda bagikan secara publik di berbagai akun media sosial Anda. Membuat akun ada menjadi prifat mungkin satu pilihan yang baik untuk mengatasi kebocoran data di kemudian hari.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement