Selasa 19 Jan 2021 15:30 WIB

Mahasiswa UII Juara Tiga Poster Publik Hematocrit

Delegasi FK UII mengambil subtema penyakit mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD).

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Fernan Rahadi
Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta
Foto: Republika TV/Wahyu Suryana
Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Universitas Islam Indonesia (UII) membuka awal tahun lewat prestasi. Hal itu menjadi bukti kalau adanya pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat mahasiswa untuk terus mengharumkan nama almamater melalui raihan penghargaan.

Kali ini, diraih mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) UII dari kompetisi Hang Tuah University Microbiology and Parasitology Scientific Paper Competition (Hematocrit) 2020. Digelar secara daring 21 Desember 2020-16 Januari 2021.

Tim yang terdiri dari Satria Lutfi Hanata Samudra, Amanda Nabilah dan Hana Delfina itu berhasil meraih gelar juara tiga nasional Poster Publik. Bersaing dengan delegasi-delegasi seperti dari UII, UGM dan kampus-kampus ternama lain.

Kategori lomba poster publik dalam ajang Hematocrit ini sendiri mengambil tema penyakit tropis di era pandemi Covid-19. Pada babak final, Tim FK UII berhasil mengungguli enam finalis terbaik dari berbagai perguruan tinggi Indonesia.

Delegasi FK UII mengambil subtema penyakit mengenai Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan judul 'Pahami Penyakit DBD Cegah dengan Tetap Sehat.' DBD adalah penyakit infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui nyamuk aedes aegypti.

Amanda mengatakan, prevalensi penyakit DBD meningkat tajam selama pandemi yang didorong faktor musim penghujan. Sampai Juli 2020 saja, data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terdapat 71.633 kasus yang tentunya sangat meresahkan.

Mereka membuat pula sebuah akronim tentang gejala DBD yaitu pahami. Artinya, pada kulit muncul ruam, alami mual, hidung dan gusi berdarah, alami demam hingga 40 derajat celcius, merasa nyeri sendi, dan idap sakit kepala.

"Kami sangat berharap poster publik meningkatkan tingkat kepedulian masyarakat terhadap DBD dan menurunkan prevalensi penyakit. Hal yang paling penting untuk diketahui masyarakat paham terhadap gejala DBD," kata Amanda, Senin (18/1). 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement