REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para Ilmuwan mengatakan saat ini manusia sedang menuju masa depan yang mengerikan. Salah satunya seperti krisis kesehatan dan gangguan terus menerus akibat iklim kepada masyarakat.
Hal ini bisa dicegah jika para pemimpin dunia mulai menanggapi ancaman lingkungan dengan serius. Dilansir dari livescience (21/1), tim yang terdiri dari 17 peneliti berbasis di Amerika Serikat, Meksiko berpendapat beberapa dekade mendatang Bumi akan di posisi yang lebih genting daripada yang disadari kebanyakan orang dan bahkan dapat membahayakan manusia.
Hal ini untuk menggambarkan dengan jelas ancaman yang dihadapi di Bumi. Masyarakat dan pejabat diminta lebih menyadari dan lebih peduli dengan lingkungan.
"Saya bertujuan untuk memberikan para pemimpin hal yang realistis dari keadaan planet ini yang penting untuk perencanaan untuk menghindari masa depan yang mengerikan," kata salah satu peneliti.
Sejak dimulainya pertanian 11.000 tahun lalu, Bumi telah kehilangan sekitar 50 persen tumbuhan darat dan sekitar 20 persen keanekaragaman hayati hewan.Jika tren saat ini berlanjut, sebanyak 1 juta dari 7 juta hingga 10 juta spesies tumbuhan dan hewan di Bumi dapat menghadapi kepunahan dalam waktu dekat.
Hilangnya keanekaragaman hayati yang begitu besar juga akan mengganggu setiap ekosistem utama di planet ini. Sementara itu, fenomena penyebab bencana alam yang sama diperkirakan akan semakin kuat dan sering terjadi akibat perubahan iklim global.
Bencana ini, ditambah dengan kekeringan yang disebabkan oleh iklim dan kenaikan permukaan laut dapat berarti 1 miliar orang akan menjadi pengungsi iklim pada tahun 2050. Hal ini memaksa migrasi massal yang semakin membahayakan kehidupan manusia dan mengganggu masyarakat.
Kelebihan populasi tidak akan membuat segalanya lebih mudah. Pada 2050, populasi dunia kemungkinan akan tumbuh hingga 9,9 miliar dengan pertumbuhan yang diproyeksikan oleh banyak orang akan terus berlanjut hingga abad berikutnya.
Pertumbuhan pesat ini akan memperburuk masalah masyarakat seperti kerawanan pangan, kerawanan perumahan, pengangguran, kepadatan penduduk dan ketimpangan. Populasi yang lebih besar juga meningkatkan kemungkinan pandemi.
Lalu, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature Climate Change mengungkapkan manusia telah melampaui target pemanasan global yang ditetapkan oleh Perjanjian Paris 2015. Selain itu, negara-negara juga gagal memenuhi target keanekaragaman hayati dasar yang ditetapkan oleh PBB pada 2010.
Selama para pemimpin dunia dan pembuat kebijakan mulai segera menangani masalah dihadapan dengan serius maka akan terjadi perubahan skala yang besar seperti melestarikan bumi. "Semoga masa depan bumi tidak lebih suram dari sekarang. Maka, saat ini kami harus rawat bumi," kata dia.