REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prevalensi penyakit anemia meningkat hampir dua kali lipat saat hamil dibandingkan dengan pada saat perempuan tersebut masih remaja. Peningkatan risiko kurang darah itu dipengaruhi oleh adanya defisiensi zat besi atau berkurangnya zat besi dalam darah karena kebutuhan yang cukup tinggi pada saat hamil.
Pakar gizi Prof dr Endang Achadi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menjelaskan, perempuan yang semasa remajanya tidak anemia pun bisa menjadi anemia ketika hamil. Sebab, zat besi dalam darahnya sudah habis untuk memenuhi kebutuhan zat besinya sendiri saat hamil dan juga kebutuhan zat besi bayi yang dikandungnya.
"Jadi intinya kebutuhan besi itu yang diserap oleh tubuh kurang lebih 1-2 miligram," kata Endang dalam acara temu media secara virtual untuk memperingati Hari Gizi Nasional ke-61, Jakarta, Jumat.