REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Amirsyah Tambunan/Sekjen MUI
Saya mengucapkan selamat atas peresmian Bank Indonesia Syariah (BSI) Senin (1/2) siang, di Istana Negara, Jakarta. Setelah melalui kajian secara cermat dan pertimbangan BSI hasil merger dari tiga bank syariah milik negara yaitu, Mandiri, BNI dan BRI.
Peresmian ini menjadi momentun bagi perkembangan ekonomi syariah di Indonesia di tengah pandemi Covid 19 yang masih belum reda selain menjadi tantangan juga BSI menjadi peluang untuk tumbuh berkembang.
Indonesia: Pusat Ekonomi Syariah
Seperti kita ketahui bersama bahwa sektor ekonomi syariah Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang signifikan. Sejak 2018 ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat kesepuluh dunia secara berturut-turut 2019 menjadi peringkat kelima 2020 kembali naik satu peringkat menjadi keempat dunia dan pada tahun 2024 diperkirakan akan menjadi peringkat pertama.
Pertanyaannya apa strategi harus dilakukan? Pertama, strategi memperkuat pasar ekonomi syariah. Kedua, memperkuat daya saing sesama negara berpenduduknya muslim terbesar lain, seperti Arab Saudi, Malaysia. Atas dasar itu pertumbuhan pertahun harus terukur menjadi perikat berikutnya hingga peringkat pertama 2024.
Oleh sebab itu Bank Sentral tidak hanya mendorong pengembangan ekonomi berbasis syariah, tidak hanya di sektor keuangan, tetapi juga di sektor riil seperti industri rumah tangga.
Jika industri rumah tangga berbasis syariah maju, maka permintaan kebutuhan pembiayaan syariah dengan sendirinya akan meningkat untuk memperkuat basis ekonomi rumah tangga. Hal ini secara otomatis memperkuat daya beli dan akan memicu berkembangnya pasar keuangan syariah.
Bangsa Indonesia optimis karena ditengah krisis akibat pandemi Covid-19, kinerja perbankan syariah Indonesia tetap mencatat pertumbuhan yang stabil.
Kenapa demikian? Hal ini di sebabkan banyak faktor diantaranya perbankan syariah berhasil tumbuh adanya faktor ideologis. Ketika himpitan ekonomi masyarakat terjadi, maka di satu sisi membutuhkan keyakinan yang kuat dan disisi lain menjadi motivasi yang kuat pula untuk mengembangkan ekonomi syariah.
Ekonomi Konvensional VS Syariah
Sekedar perbandingan lima tahun terakhir; pertama, sisi aset perbankan syariah naik 10,97 persen secara tahunan, sementara bank konvensional hanya naik 7,7 persen. Kedua, sisi dana pihak ketiga, perbankan syariah tumbuh 11,56 persen secara tahunan, sedikit di atas bank konvensional yang sebesar 11,49 persen. Ketiga, sisi pembiayaan, tumbuh 9,42 persen secara tahunan, jauh lebih tinggi dari bank konvensional yang hanya tumbuh 0,55 persen.
Amirsyah optimis kedepan ekonomi syariah di Indonesia akan bertumbuh pesat melihat tiga aspek diatas. Saat ini BSI memiliki total aset sebesar Rp 240 triliun, total pembiayaan sebesar Rp157 triliun, total dana pihak ketiga mencapai Rp 210 triliun, total modal inti Rp22,6 triliun. BSI juga memiliki lebih dari 1.200 kantor cabang, dan 20 ribu karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.
Pertanyaanya apakah BSI akan memperhatikan aspek pembiayaan UMKM? Jika BSI telah berkomitmen mendukung pembiayaan tersebut, maka BSI akan mendapat kepercayaan dari masyarakat ekonomi menengah kebawah.