Jumat 05 Feb 2021 05:02 WIB

Hari Berduka Cinta (Cerpen)

Menikahlah dengan pria yang sangat mencintai ibunya.

Red: Karta Raharja Ucu
Senja berduka cinta.
Foto:

Abdul merangkul ibunya dan bilang kalau sudah waktunya pulang. Ibunya digandeng hendak dibawa ke luar ruangan. Dokter Sarah berdiri dari tempat duduknya dan mengantarkan pasiennya ke luar ruangan.

"Maaf Mas Abdul," kata Dokter Sarah menghentikan langkah Abdul, "Apa Mas Abdul bekerja di Warung Gudeg Mbah Trisno?"

"Eh, iya Dok," ujar Abdul sembari memegang lambang rumah makan gudeg legendaris di atas kausnya. Abdul lalu benar-benar pamit dan keluar dari ruangan sembari mengucapkan salam.

Dokter Zainab kini sendiri di ruangannya. Ia kembali duduk di kursinya. Di atas meja kerjanya ada sebuah foto berbingkai kayu. Gambar Dokter Zainab, ayah, dan bundanya saat berwisata ke Candi Prambanan terabadikan di sana.

Melihat Abdul, Dokter Zainab terkenang jawaban bundanya saat ditanya mengapa mau menikah dengan ayahnya. "Ayahmu," jawab ibunda Dokter Zainab, "sangat mencintai ibunya, nenekmu. Ayahmu sangat berbakti kepada nenekmu. Ayahmu, sangat lembut kepada nenekmu. Dari semua kebaikan hatinya, apa ada alasan lagi untuk tidak mencintai ayahmu? Dari sana bunda jatuh hati. Di mata bunda, ayahmu adalah permata."

"Ndok, nanti, jika kamu ingin menikah, jangan asal menikah. Jangan karena takut dibilang telat menikah, kamu menikah dengan laki-laki yang kasar terhadap perempuan. Menikahlah dengan laki-laki yang rasa cinta kepada ibunya, jauh lebih besar daripada rasa cinta kepada dirinya sendiri. Laki-laki seperti itu insha Allah akan sangat mencintai istri dan anak perempuannya."

Suara kontralto milik ibunya seolah berputar-putar di telinganya. Senja itu, petang itu Dokter Zainab berduka cinta. Berduka mengenang ibunya, jatuh cinta melihat putra dan pasiennya.

Gadis yang menyelesaikan studi dengan IPK 3,85 alias magna cum laude itu, merengkuh ponselnya, membuka WA lalu mengirimkan pesan kepada ayahnya, yang tadi pagi ketika berbincang lewat telepon bilang bahwasanya ia bermimpi sedang menggendong cucu. Kode keras untuk putri semata wayang yang belum naik pelaminan.

"Yah, sepertinya Zainab menemukan permata seperti yang ibu pernah dapatkan". Pesan terkirim. Centang dua abu-abu.

Layar ponselnya kini berpindah ke mesin pencarian. Ujung bibir Dokter Zainab tertarik pipi tembemnya. Ibu jarinya mengetik sebuah alamat: "Warung Gudeg Mbah Trisno".

-- Pasar Minggu, 4 Februari 2020.

TENTANG PENULIS

KARTA RAHARJA UCU, saat ini bekerja sebagai wartawan Republika. Pemilik akun Instagram: @kartaraharjaucu dan channel Youtube: Karta Raharja Ucu. Kunjungi blog Karta Raharja Ucu di www.kartaraharjaucu.blogspot.com

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement