REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto mengatakan beberapa strategi akan dilakukan pada pendidikan vokasi di tahun 2021. Strategi pertama adalah melakukan link and match seluruh kampus vokasi, SMK, Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) melalui konsep paket 8+1.
Wikan menjelaskan, di dalamnya mencakup sembilan komponen yang akan didorong. Sembilan komponen tersebut adalah kurikulum, softskill, mendatangkan ahli dari industri, pemagangan, sertifikasi kompetensi, pelatihan, penelitian terapan, komitmen dalam penyerapan lulusan, dan beasiswa atau donasi dari industri.
"Jadi tidak hanya melalui MoU, yang kemudian MoU tersebut tidur, sehingga kita mengutamakan kualitas yang akan menghasilkan output dan dampak yang signifikan" kata Wikan, dalam keterangannya, Sabtu (6/2).
Strategi kedua adalah seluruh dana hibah/dana bantuan hanya akan diberikan kepada SMK, kampus vokasi maupun LKP yang memiliki sumber daya manusia ataupun pemimpin yang berkarakter subur. Berkarakter subur adalah menghasilkan buah yang diharapkan.
Ia mengibaratkan, apabila tanahnya gersang walaupun ditanam dana berapa milyar pun hanya akan menghasilkan gedung dan alat namun buahnya tidak sesuai. Wikan juga menekankan pentingnya kesiapan pola pikir dan kepemimpinan dari guru, pendidik maupun dosen ketika tersedia dana bantuan.
"(Yang menjadi) strategi ketiga dikatakan Wikan adalah training mindset, leadership dan networking yang diperuntukkan bagi dosen, kepala sekolah, direktur dan pelaku pendidikan vokasi lainnya dalam melakukan eksekusi link and match dengan konsep paket 8+1 tersebut," kata dia lagi.