REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pesawat ruang angkasa dari Uni Emirat Arab (UEA) dijadwalkan memasuki ke orbit di sekitar Mars dalam misi antarplanet pertama dunia Arab, Selasa (9/2) hari ini. Ini adalah yang pertama dari tiga penjelajah robotik yang dijadwalkan tiba di planet merah selama satu setengah minggu ke depan.
Pengorbit, yang disebut Amal, Arabic for Hope (Hope), menempuh jarak 482 juta km dalam hampir tujuh bulan untuk sampai ke Mars. Misinya adalah memetakan atmosfernya di setiap musim.
Pemimpin Pusat Data Sains UEA, Omran Ahmed Al Hammadi mengatakan pada September mendatang, saat set data pertama ditangkap oleh Hope Probe, akan dirilis ke komunitas sains dan publik. Ia mengungkapkan setelah sukses memasuki orbit, para ilmuwan dan insinyur akan menghabiskan dua bulan menguji pesawat ruang angkasa dan instrumen ilmiah sebelum beralih ke orbit sains.
“Selama Selama dua bulan, Hope Probe akan melakukan penangkapan orbit, dimana pesawat ruang angkasa akan berada pada titik terdekat dengan permukaan Mars pada jarak 1.000 km dan apoapsis atau titik terjauh pada jarak 49.380 km,” ujar Hammadi, dilansir Gulf News, Senin (8/2).
Selama tahap ini, ground control di Mohammed bin Rashid Space Center (MBRSC) akan melakukan manuver Three Transition to Science (TTS) untuk memindahkan probe dari penangkapannya ke orbit sains. Jumlah akhir dari manuver tersebut akan ditentukan oleh akurasi dan keberhasilan Mars Orbit Insection (MOI) atau titik dalam misi saat Mars Reconnaissance Orbiter tiba di dekat planet tersebut.
Transisi ke orbit sains Hope akan selesai pada April 2021. Menurut Hammadi, Hope Probe merencanakan orbit sains elips 20.000 km-43.000 km, dengan kemiringan 25 derajat ke Mars.
Di orbit ini, probe menyelesaikan satu orbit planet setiap 55 jam dan akan menangkap sampel planet penuh setiap sembilan hari. Pusat operasi misi di berbagai stasiun Bumi yang tersebar di seluruh dunia akan menerima data mentah dari Hope Probe, yang akan dikirimkan ke Pusat Data Sains di Mohammed bin Rashid Space Center (MBRSC), di mana pemrosesan, pengelolaan, dan pengindeksan data akan dilakukan untuk menghasilkan data yang tinggi.
“Perlu waktu 30 menit untuk memproses data dan kumpulan data pertama akan dirilis paling lambat September dan setiap tiga bulan setelahnya,” kata Hammadi.