Sabtu 20 Feb 2021 18:10 WIB

Tiga Tahun Beroperasi, Bayarind Ingin Jaga Ekosistem Digital

Pembayaran digital semakin diandalkan masyarakat.

Ilustrasi pembayaran digital.
Foto: Www.freepik.com
Ilustrasi pembayaran digital.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Seiring pandemi Covid-19 yang masih terus dihadapi secara global, dunia digital juga terus berkembang dan menghadirkan berbagai kemudahan dalam menjalani kehidupan. Berbagai sektor di Indonesia, termasuk perekonomian pun berusaha untuk terus beradaptasi memadukan teknologi digital dengan berbagai kebutuhan masyarakat di masa pandemi, salah satunya melalui sebuah ekosistem pembayaran digital bertajuk Bayarind.

“Bayarind adalah ekosistem pembayaran dimana di dalamnya terdapat layanan payment gateway, e-wallet, dan point of sales (POS) system,” ujar CEO PT Sprint Asia Technology Setyo Harsoyo yang menaungi Bayarind, Sabtu (20/2).

Setelah tiga tahun beroperasi, Setyo menyampaikan, Bayarind terus fokus pada visi yang dituju untuk jadi ekosistem pembayaran digital terbesar di Indonesia. Dalam rangka memperkaya kehidupan semua orang dalam ekosistem tersebut, Bayarind menyediakan layanan transaksi yang aman, bersahabat dan mudah kapanpun serta dimanapun.

Setyo mengeklaim, Bayarind membantu dan memfasilitasi bisnis dan masyarakat untuk beroperasi dan tumbuh dengan menyediakan ekosistem pembayaran yang paling sehat dan dapat disesuaikan untuk transaksi digital. “Hal ini dilakukan dengan mendukung sistem keuangan melalui teknologi, kemudian fokus pada penyelesaian masalah dan solusi, serta secara aktif memberikan inovasi produk baru dan menyempurnakan fitur-fitur yang ada,” katanya.

photo
Tiga tahun Bayarind. - (Dok. Bay)

Keunggulan Bayarind, kata dia, dibandingkan layanan sejenis terdapat pada 30 payment channel yang dapat terkoneksi dengan satu kali integrasi. “Serta e-wallet yang memudahkan user melakukan penyimpanan instrumen kartu dan satu-satunya e-wallet di Indonesia yang terintegrasi dengan e-commerce yang sudah terkoneksi dari merchant hingga pembeli dan terintegrasi dengan logistik yang ada,” ucap Setyo menjelaskan.

Ia menjelaskan, sejak pertama kali berdiri pada 18 Februari 2018, sudah banyak pencapaian yang diraih oleh Bayarind. Salah satunya, pada 2020 lalu, Bayarind Shop diluncurkan sebagai marketplace dengan berbagai macam Line of Business (LOB) untuk memudahkan para pengguna ataupun calon pengguna dalam berbelanja berbagai jenis produk yang di inginkan.

Selain itu, masih kata dia, hingga saat ini sudah ada lebih dari 1.000 merchant yang sudah bergabung dengan Bayarind, dengan lebih dari 12 LOB yang tersedia, mulai food and beverages, fashion, electronic, services hingga automotives. Hal ini juga berjalan bersamaan dengan bergabungnya sejumlah merchant offline yang tersebar di berbagai kota besar, seperti Jabodetabek, Surabaya, Malang dan Belitung. 

“Yang terbaru di 2021, kami bekerja sama dengan Unfinished Coffee milik artis dan selebritis, Mario Lawalata, yang rencananya akan melangsungkan grand launching bersamaan dengan perayaan ulang tahun ke-3 Bayarind,” kata Setyo.

Memasuki tahun keempatnya, kata dia, Bayarind akan terus memperbanyak merchant offline dari berbagai macam LOB di beberapa kota besar di Indonesia. Selain itu, fokus juga akan diarahkan pada program I-pangan setelah Bayarind ditunjuk langsung oleh Bappenas untuk jadi salah satu mendukung ekosistem petani dan nelayan dalam rangka mendukung program RPJMN tahun 2020-2024.

Setyo berharap, Bayarind dapat menjadi salah satu solusi ekosistem pembayaran untuk seluruh lini bisnis di Indonesia. “Pastinya juga menjadi solusi pembayaran di era pandemi, agar transaksi aman bebas kuman tanpa sentuhan tangan atau bahkan uang kembalian,” kata dia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement