Kamis 04 Mar 2021 13:15 WIB

Peneliti Buktikan Teori Stephen Hawking tentang Lubang Hitam

Teori Hawking tentang lubang hitam berbeda dengan astronom umumnya.

Rep: Puti Almas/ Red: Dwi Murdaningsih
Foto lubang hitam pertama yang berhasil ditangkap ilmuwan.
Foto:

Para peneliti menciptakan keadaan materi misterius, yang dikenal sebagai Kondensat Bose-Einstein (BEC). Materi ini memungkinkan ribuan atom untuk bertindak bersama dalam satu kesatuan seolah-olah mereka adalah satu atom tunggal.

Dengan menggunakan sinar laser kedua, tim menciptakan tebing energi potensial, yang menyebabkan gas mengalir seperti air yang mengalir deras ke air terjun. Alhasil, bisa menciptakan cakrawala peristiwa di mana separuh gas mengalir lebih cepat daripada kecepatan suara, sementara setengah yang lain lebih lambat.

Dalam eksperimen ini, tim mencari pasangan fonon, atau gelombang suara kuantum, alih-alih pasangan foton, yang secara spontan terbentuk di dalam gas. Sebuah fonon di bagian yang lebih lambat dapat bergerak melawan aliran gas, menjauh dari tebing, sementara fonon di bagian yang lebih cepat terperangkap oleh kecepatan aliran gas supersonik.

"Ini seperti mencoba berenang melawan arus yang lebih cepat daripada yang bisa Anda lakukan untuk berenang. Itu seperti berada di dalam lubang hitam, begitu Anda berada di dalam, tidak mungkin mencapai cakrawala,”  kata Steinhauer.

Begitu menemukan pasangan fonon tersebut, para peneliti harus memastikan apakah ini berkorelasi dan apakah radiasi Hawking tetap konstan dari waktu ke waktu jika tidak bergerak. Proses sangat rumit karena setiap kali memotret lubang hitam, itu dengan mudah dihancurkan oleh panas yang tercipta dalam proses tersebut.

Jadi tim peneliti mengulangi eksperimen hingga 97.000 kali, melakukan lebih dari 124 hari pengukuran terus menerus untuk menemukan korelasi. Pada akhirnya, kesabaran mereka membuahkan hasil.

"Kami menunjukkan bahwa radiasi Hawking tidak bergerak, artinya tidak berubah seiring waktu, persis seperti yang diprediksi Hawking,"  jelas Steinhauer.

Tim peneliti merilis hasil temuan tentang prediksi Hawking ini di jurnal Nature Physics pada 4 Januari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement