Kamis 18 Mar 2021 23:51 WIB

Ilmuwan Berhasil Buat Kelenjar Air Mata

Sifat antibakteri pada air mata juga membantu mencegah infeksi mata.

Rep: Mabruroh/ Red: Dwi Murdaningsih
Air mata (ilustrasi).
Foto: Blogspot.com
Air mata (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan dengan menggunakan teknologi baru organoid berhasil menumbuhkan miniatur kelenjar air mata untuk menangis. Temuan ini diterbitkan dalam jurnal Cell Stem Cell pada Selasa (16/3).

Temuan tersebut dianggap bermanfaat untuk membantu para peneliti mempelajari proses produksi air mata dan menentukan mengapa beberapa sel saluran gagal menghasilkan air mata. Para ilmuwan berharap model organik dapat digunakan untuk mengembangkan pengobatan gangguan kelenjar air mata seperti penyakit mata kering.

Baca Juga

Air mata sangat penting untuk kesehatan mata. Diproduksi oleh saluran di sudut rongga mata, air mata melumasi mata dan mengantarkan nutrisi ke kornea. Sifat antibakteri pada air mata juga membantu mencegah infeksi mata.

"Disfungsi kelenjar air mata, misalnya pada sindrom Sjogren, dapat memiliki konsekuensi serius termasuk kekeringan pada mata atau bahkan ulserasi pada kornea," kata rekan penulis studi Rachel Kalmann dalam siaran pers, dilansir dari laman UPI, pada Rabu (17/3).

"Ini dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan kebutaan," kata Kalmann, seorang dokter mata dan peneliti di Institut Hubrecht di Pusat Medis Universitas Utrecht di Belanda.

Setelah menumbuhkan struktur sel seperti kelenjar 3D di piring, versi miniatur saluran air mata manusia dan tikus, para ilmuwan harus menemukan cara untuk membuatnya menangis.

Setelah bereksperimen dengan berbagai faktor pertumbuhan, para peneliti menemukan kombinasi yang membuat kelenjar tetap lembab, sama seperti kelenjar air mata manusia yang menjaga mata tetap basah. Mereka memaparkannya ke hormon yang disebut noradrenalin.

Karena organoid menangis secara internal, air mata terkumpul di dalam apa yang disebut lumen dan menyebabkan model tersebut mengembang seperti balon.

"Percobaan lebih lanjut mengungkapkan bahwa sel yang berbeda di kelenjar air mata membuat komponen air mata yang berbeda dan sel-sel ini merespons secara berbeda terhadap rangsangan pemicu air mata," kata rekan penulis Yorick Post, juga seorang peneliti di Hubrecht Institute.

Meskipun para ilmuwan menggunakan pengurutan genetik untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai jenis sel yang membentuk kelenjar air mata manusia, organoid mereka tumbuh hanya dengan menggunakan satu jenis sel duktal.

"Di masa depan, kami juga ingin menumbuhkan jenis sel kelenjar air mata lainnya, yang disebut sel asinar, dalam sebuah cawan. Dengan begitu, kami akhirnya bisa menumbuhkan kelenjar air mata penuh di lab," tambahnya.

Para ilmuwan mengharapkan model mereka diadopsi oleh peneliti medis untuk pengujian obat, selain potensi mereka untuk menjadi model kanker saluran air mata.

"Dan mudah-mudahan di masa depan, jenis organoid ini bahkan dapat ditransplantasikan ke pasien dengan kelenjar air mata yang tidak berfungsi," kata Bannier-Hélaouët.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement