Lebih lanjut, dia mengatakan, bahkan lebih mengejutkan bahwa lebih dari seperempat wanita yang tidak memiliki risiko ini pada bulan Januari atau Februari 2020 sekarang memiliki setidaknya satu risiko pada bulan April. Menurutnya, hal itu menunjukkan kemungkinan bahwa sebagian besar wanita sudah hampir berada di ambang kerentanan.
“Ketika lockdown, transportasi menjadi lebih sulit, akses makanan menjadi lebih sulit, dan segera setelah krisis dimulai, banyak wanita menemukan diri mereka berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar,” tuturnya.
Sementara itu, Profesor Psikiatri di UChicago Medicine, Marie Tobin yang merupakan rekan penulis mengatakan, pihaknya mengaku prihatin tentang kapasitas sistem kesehatan mental saat ini. Apalagi, tingkat masalah kesehatan mental saat ini dinilai sangat tinggi.
"Kami harus sangat prihatin bahwa wanita yang rentan secara sosial ekonomi berada pada risiko tinggi untuk mengembangkan morbiditas psikiatri terkait pandemi,” ujarnya.
