REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) mendorong sekolah untuk jujur dan terbuka soal kesiapan menggelar pembelajaran tatap muka. Jangan sampai uji coba PTM dilakukan padahal sarana pendukung protokol kesehatan dan daftar periksanya belum dipenuhi.
P2G pun mendorong sekolah memberikan informasi yang utuh kepada orang tua terkait kondisi sekolah, sampai kepada SOP yang sudah dibuat, dan perkembangan vaksinasi guru dan tenaga kependidikan. Sebab, orang tua merupakan penentu siswa boleh ikut sekolah tatap muka atau tetap di rumah melakukan pembelajaran jarak jauh.
"Semua data tersebut mesti disampaikan pada orang tua siswa, sehingga orang tua betul-betul memperoleh informasi yang utuh dari sekolah, sehingga mereka memutuskan dengan penuh pertimbangan," kata Koordinator P2G, Satriwan Salim, Rabu (7/4).
Pihaknya juga berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menegaskan kembali agar pemerintah daerah dan sekolah mengisi daftar periksa kesiapan tatap muka, serta sudah dipantau langsung di lapangan. Hal itu mengingat masih lambannya pengisian daftar periksa oleh sekolah yang melakukan uji coba tatap muka.
"Mengingat lambannya pengisian daftar periksa. Hingga 7 April 2021, sekolah yang mengisi baru 52,87 persen atau 282.940 sekolah. Sementara itu, sekolah yang belum merespons sebanyak 252.210," kata Satriwan.
Baca juga : Senyum Yuliana pada Hari Pertama Uji Coba Sekolah Tatap Muka
P2G juga mendorong para Kepala Sekolah dan Yayasan, segera mengalokasikan dan membelanjakan Dana BOS untuk memenuhi syarat Daftar Periksa, melengkapi sarana prasarana pendukung protokol kesehatan. Hal ini penting agar ketika uji coba PTM dilakukan, sekolah betul-betul sudah siap.