Ahad 11 Apr 2021 15:38 WIB

Perbedaan Vaksin Covid-19 Pfizer, Moderna, dan J&J

Ketiga vaksin Covid-19 ini digunakan di AS, dan terbukti aman.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Nora Azizah
Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Johnson & Johnson (J&J), masing-masing telah membuat vaksin yang aman dan efektif untuk Covid-19.
Foto: Flickr
Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Johnson & Johnson (J&J), masing-masing telah membuat vaksin yang aman dan efektif untuk Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moderna, Pfizer-BioNTech, dan Johnson & Johnson (J&J), masing-masing telah membuat vaksin yang aman dan efektif untuk Covid-19. Ketiga vaksin ini disetujui untuk digunakan di Amerika Serikat, serta telah terbukti aman dan efektif melawan virus corona.

Saat kelayakan vaksin meluas di seluruh negeri, jutaan orang Amerika menerima vaksinasi setiap hari. Berikut adalah semua hal yang perlu kita ketahui tentang masing-masing dari ketiga opsi vaksin tersebut, dilansir dari today, Ahad (11/4).

Baca Juga

 

Pfizer-BioNTech

Vaksin virus korona Pfizer-BioNTech (vaksin mRNA) adalah yang pertama diberikan otorisasinya di Amerika Serikat. Food and Drug Administration (FDA) memberikan otorisasi penggunaan darurat (EUA) vaksin ini pada Desember 2020 lalu. Valsin mulai diluncurkan di AS pada 14 Desember 2020.

Vaksin Pfizer memerlukan dua dosis, selang tiga pekan, dan disetujui untuk semua orang yang berusia di atas 16 tahun. Seseorang telah dianggap divaksinasi penuh jika sudah menerima dosis kedua dari vaksin tersebut. Meskipun vaksin ini masih belum disetujui secara resmi bagi perempuan hamil.

Pfizer meluncurkan uji klinis vaksin Covid-19 pada perempuan hamil, Februari 2021. Sebuah penelitian baru-baru ini terhadap perempuan hamil yang menerima vaksin Pfizer atau Moderna, menemukan bahwa ibu hamil atau menyusui menunjukkan respon kekebalan yang kuat terhadap vaksin, dan antibodi terdapat dalam darah tali pusat dan AS.

Perusahaan ini juga telah memulai uji klinis pada anak di bawah usia 16 tahun. Studi dunia menunjukkan, vaksin 90 persen efektif pada orang dewasa, dan penelitian terdahulu dari uji klinis menunjukkan vaksin mungkin 100 persen efektif pada anak-anak berusia 12 hingga 15 tahun.

Data terbaru juga menunjukkan bahwa vaksin 94 persen efektif dalam mencegah penularan dari virus. Vaksin Pfizer-BioNTech juga tampaknya efektif melawan corona varian lain, dengan penelitian baru menunjukkan bahwa vaksin itu efektif terhadap varian Afrika Selatan dan penelitian lain menunjukkan bahwa vaksin itu bisa juga melawan varian Inggris.

Orang yang menerima vaksin Pfizer mungkin mengalami efek samping ringan seperti flu, dengan kemungkinan efek samping yang lebih parah setelah dosis kedua. Menurut CDC, efek samping biasanya mulai dalam satu atau dua hari setelah menerima vaksin.

Efek samping yang paling sering dilaporkan termasuk reaksi lokal seperti bengkak atau nyeri di tempat suntikan, kelelahan, menggigil, demam atau sakit kepala. CDC merekomendasikan orang-orang yang tidak membaik jug setelah 24 jam, untuk segera menghubungi dokter.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement