Rabu 21 Apr 2021 14:30 WIB

Peneliti Texas Temukan Varian Baru Corona 'BV-1'

Varian corona 'BV-1' ditemukan dari air liur mahasiswa dengan gejala pilek ringan.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Varian corona 'BV-1' ditemukan dari air liur mahasiswa dengan gejala pilek ringan.
Foto: Pixabay
Varian corona 'BV-1' ditemukan dari air liur mahasiswa dengan gejala pilek ringan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Texas A&M University menemukan varian virus corona baru yang disebut BV-1 di daerah sekitar Brazos Valley, Texas, Amerika Serikat. Varian tersebut terdeteksi melalui sampel air liur seorang mahasiswa yang mengalami gejala pilek ringan yang mengikuti uji tes Covid-19 di kampus tersebut.

Varian tersebut terkait dengan varian B.1.1.7 Inggris Raya. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sekarang menjadi garis keturunan paling umum yang beredar di AS.

Baca Juga

"Kami saat ini tidak mengetahui sepenuhnya signifikansi varian ini, tetapi yang pasti BV-1 memiliki kombinasi mutasi yang hampir mirip dengan varian lain," kata Ben Neuman, kepala ahli virologi di Texas A&M University Global Health Research Complex, di universitas tersebut, dilansir dari foxnews, Rabu (21/4).

"Varian ini menggabungkan penanda genetik yang secara terpisah terkait dengan penyebarannya yang cepat, sakit parah, dan ketahanan tinggi terhadap antibodi penetral,” tambah dia.

Sampel pertama mahasiswa tersebut positif pada 5 Maret, dan sampel kedua pada 25 Maret kembali positif, yang menunjukkan bahwa infeksi Covid-19 dari varian BV-1 bertahan lebih lama di antara orang dewasa muda. Mahasiswa itu baru sembuh dan dinyatakan negatif pada 9 April.

Mahasiswa itu tinggal di luar kampus tetapi terlibat dalam organisasi kampus. Karenanya Neuman dan peneliti lain akan memantau secara dekat kasus per kasus Covid-19 di area kampus dengan mengurutkan susunan genetik, untuk menemukan varian sebelum berkembang menjadi penyakit parah.

"Pengurutan membantu menyediakan sistem peringatan dini untuk varian baru. Meskipun kami mungkin belum memahami signifikansi penuh dari BV-1, namun varian tersebut membutuhkan pengawasan ketat dan pengujian genomik, termasuk di antara orang dewasa muda tanpa gejala atau hanya gejala ringan,” jelas Neuman.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement