REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terus menebar manfaat dan kebaikan. Usai menghibur anak-anak korban gempa Malang Selatan beberapa waktu lalu, kali ini UMM menyambangi Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan kelas II Malang.
Mengendarai Mobil KaCa dan Mobil Pintar, mereka hadir melaksanakan agenda ngabuburit bersama dan tausiyah kepada penghuni lapas pada Kamis (22/4). Selain itu juga melangsungkan berbuka bersama dengan 550 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) serta para staf yang ada.
Dua gelaran tersebut merupakan bagian dari rangkaian panjang program UMM Ramadhan Berbagi. Agenda ngabuburit bersama itu dibuka dengan penampilan band yang terdiri dari para warga binaan.
Beberapa lagu dibawakan dengan apik, tidak terkecuali lagu rohani yang menggugah hati. Bahkan ada juga lagu-lagu ciptaan mereka sendiri yang sempat ditampilkan.
Mengawali acara, Tri Anna Aryati, Bc IP, SH, MSi selaku kepala Lapas Perempuan Kelas II Malang berterima kasih kepada UMM yang sudah membagi kasih dan sayang kepada keluarga besar Lapas Perempuan. Utamanya dalam aspek jasmani dan rohani.
“Aspek jasmani dengan makananan dan tali kasih yang dibawa. Selain itu juga aspek dengan mendatangkan ustaz yang memberikan tausiyah,” ungkapnya.
Ia berharap segala amal baik yang sudah dilakukan segenap UMM bisa mendapat balasan yang lebih baik pula. Mendapatkan hidayah dan ampunan terutama di bulan Ramadhan kali ini. “Semoga Ramadhan mampu membuat kita smeua menjadi manusia yang lebih baik di kemudian hari,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UMM, Dr Fauzan, mengatakan para WBP harus tetap kuat dan sabar dalam menghadapi cobaan yang ada. Ia juga berpesan untuk selalu berusaha memiliki hari yang lebih baik dari hari kemarin.
Begitupun, hari esok harus lebih baik ketimbang hari ini. “Jika prinsip ini bisa dilakukan dengan benar, insya Allah hidayah akan selalu mengiringi serta menjadikan kita orang sukses,” tegasnya.
Ia juga mengutarakan bahwa UMM memang memiliki tekad untuk terus menebar manfaat di segala kondisi. Utamanya dalam aspek kesehatan dan psikologis.
Dua aspek yang seringkali terlupakan oleh masyarakat. “Jika orang lain fokus pada hal-hal pokok seperti sembako, kami lebih mementingkan aspek kesehatan dan psikologis dari masyarakat yang ada,” terangnya.
Memberi empati
Pada bagian lain, diakui rektor bahwa momen puasa Ramadhan memang kerap diikuti kegiatan buka bersama (bukber). Masyarakat acap kali mengajak para yatim piatu di panti asuhan untuk menggelar kegiatan tersebut.
Fauzan memaknai mereka yang berada di panti asuhan sebagai yatim piatu secara biologis. Namun sebenarnya ada pula yatim piatu secara sosiologis di masyarakat. "Di antaranya adalah di rumah tahanan. Lembaga pemasyarakatan itu, di lapas," katanya.
Mereka yang berada di Lapas Perempuan Malang misalnya, kata Fauzan, jarang tersentuh oleh masyarakat luas. Oleh sebab itu, UMM mengadakan kegiatan bukber, Tarawih, dan pengajuan di lokasi tersebut. Apalagi pelibatan kegiatan di Lapas Perempuan Malang bukan pertama kali dilakukan oleh UMM.
UMM sering mengadakan kegiatan bersama warga binaan di Lapas Perempuan Malang. Tak jarang, UMM turut berkurban pada perayaan Idul Adha di tempat ini. Bahkan, UMM sempat menerbitkan tulisan karya warga binaan agar pemikiran mereka dapat diketahui khalayak umum.
"Jadi jangan sampai masyarakat yang miskin sosial, tapi yatim secara sosiologis itu juga tidak memperoleh akses. Maka itu, UMM hadir dalam rangka untuk memberikan empatinya dalam bentuk bukber," ujar Fauzan, menekankan.
Fauzan tak menampik saat ini para warga binaan memang terisolasi di balik jeruji. Namun demikian, UMM berharap, mereka tetap memiliki harapan besar di masa depan. Di sini, kata Fauzan, kampus mencoba menjembatani dan memfasilitasi akses mereka untuk menjadi manusia seutuhnya.
"Kita mencoba untuk menjembatani memfasilitasi jangan menjadi bagian orang frustasi ketika dia di dalam maupun setelah keluar," jelasnya.
Lebih lanjut Fauzan ingin agar kerja sama yang terjalin tidak hanya berhenti sampai di acara ini saja. Namun bisa berlanjut di program-program membangun lainnya. “Mungkin besok ketika Idul Adha UMM bisa memberikan Qurban di Lapas. Nanti bisa masak dan makan bersama-sama,” ingin Fauzan.
Ia juga berpesan kepada warga binaan untuk mencontoh kupu-kupu. Berawal dari ulat yang banyak orang tidak menyukainya kemudian berubah menjadi kepompong. Hingga akhrinya menjadi kupu-kupu yang indah dan menebar manfaat ke sesama.
Rektor pun berharap untuk dapat hadir kembali berbagi kebahagiaan kepada warga binaan pada Idul Adha mendatang, untuk sekaligus memotong hewan kurban bareng, masak bersama, dan dinikmati bersama.
Indah Nuwari, salah satu warga binaan mengutarakan rasa senangnya atas agenda ygn sudah dilaksanakan. Menurutnya, berbuka bersama UMM sangat meriah dan menyenangkan. Apalagi ada sumbangan buku yang UMM berikan untuk menghibur warga binaan ketika sedang bosan.
Ia mengaku buku menjadi hiburan satu-satunya yang mereka miliki untuk menghabiskan waktu. “Seringkali kami membaca buku yang sama berulang-ulang kali karena keterbatasan persediaan. Alhamdulillah ada banyak buku yang disumbngkan kepada Lapas Perempuan ini,” ungkapnya.