Selasa 15 Jun 2021 16:55 WIB

Telanjur Jadi Budaya, Antibiotik Sering Banget Diresepkan

Tidak semua penyakit membutuhkan antibiotik sebagai obatnya.

Rep: Rahma Sulistya/ Red: Reiny Dwinanda
Anggota Jagareksa Antibiotik menggelar aksi saat Pekan Kesadaran Antimikroba Se-Dunia 2020 di Titik Nol Yogyakarta, Rabu (18/11). Pada aksi ini mereka mengajak warga Yogyakarta untuk peduli dan meningkatkan kesadaran terhadap resistensi antimikroba. Antimikroba adalah obat antibiotik, antijamur, antivirus, antiprotozoa yang merupakan agen untuk mengatasi penyakit infeksi.
Foto:

Lalu, menggunakan antibiotik sebagai profilaksis alias pencegah infeksi pun dapat memicu resistensi antibiotik. Demikian juga penggunaan antibiotik untuk mengatasi infeksi virus serta penggunaannya pada pakan ternak.

"Resistensi antimikroba (AMR) juga telah menyebar di antara penghuni RS," jelas Dr Erwin.

Pada 2016 saja, berdasarkan data WHO, penggunaan antibiotik yang tidak pada tempatnya itu masih 70 persen hingga 80 persen. AMR telah menjadi masalah global yang telah menguras biaya cukup besar, diperkirakan pada 2050 bisa menelan biaya hingga 100 dolar triliun per tahunnya.

“Morbiditas dan mortalitas akan meningkat, rata-rata periode masa rawat inap akan meningkat, dan AMR akan mudah menyebar. Jika ini terus terjadi, angka mortalitas di Asia pada 2050 bisa mencapai 4,7 juta per tahunnya,” ungkap Dr Erwin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement