Rabu 16 Jun 2021 11:25 WIB

Perlukah Memberi Tip Saat Memesan Makanan?

Beberapa uang ekstra dari kemurahan hati konsumen dapat membuat perbedaan besar.

Rep: Santi Sopia/ Red: Qommarria Rostanti
Tip yang diberikan konsumen saat di restoran (ilustrasi).
Foto: www.freepik.com.
Tip yang diberikan konsumen saat di restoran (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kemajuan teknologi semakin memberi kemudahan bagi manusia. Salah satu manfaat teknologi yaitu kini masyarakat bisa memesan makanan dengan mudah.

Saat memesan makanan, kemungkinan sebelumnya orang-orang ragu memberikan tip atau uang 'terimakasih' kepada restoran yang memberikan makanan favorit. Akan tetapi, dengan zaman yang berubah saat ini, etika keuangan modern pun mulai berlaku.

Menurut Presiden Mannersmith Etiquette Consulting, Jodi RR Smith, memberi tip pada pesanan makanan antar atau daring tidak selalu menjadi standar. "Pada masa lalu, sebelum pandemi, tip takeout akan diberikan ketika pesanan (selesai) dengan cepat, untuk pesanan yang sangat besar atau instruksi khusus apa pun. Jika ada tindakan di atas dan di luar, tip-nya akan berada di kisaran 10-15 persen," kata dia, seperti dikutip dari Yahoo Finance, Rabu (16/6).

Namun, saat ini banyak hal telah berubah. Smith mengatakan, jika ingin tempat itu tetap buka pascapandemi, maka orang 'harus' memberi tip pada pesanan makanan yang dibawa pulang (take away). "Selama pandemi, sebaiknya beri tip sebanyak mungkin, bahkan jika Anda yang mengambil makanan," ujarnya.

Smith mengatakan, server dan restoran sangat terpukul oleh pandemi Covid-19 sehingga sekarang mereka membutuhkan dukungan. Beberapa uang ekstra dari konsumen dapat membuat perbedaan besar bagi mereka. 

Di Amerika Serikat (AS), restoran adalah industri yang paling terpukul selama pandemi dan memiliki jalan terpanjang untuk bangkit kembali ke tingkat pekerjaan sebelum Covid-19. Hal ini berdasarkan data State of the Restaurant Industry Report tahun 2021, yang dirilis oleh National Restaurant Association.

Menurut laporan itu, sektor tempat makan dan minum mengakhiri tahun 2020 dengan hampir 2,5 juta pekerjaan lebih sedikit dibandingkan masa sebelum pandemi. Hal itu tidak mengherankan, mengingat lebih dari 110 ribu perusahaan ditutup setidaknya untuk sementara, bahkan untuk selamanya pada 1 Desember 2020.

Awalnya, penjualan restoran di AS diperkirakan mencapai 899 miliar dolar AS pada 2020. Namun, pandemi akhirnya menyebabkan penjualan turun 240 miliar dolar AS.

Bukan hanya pemilik restoran yang terkena dampaknya, melainkan karyawan yang mengandalkan tip untuk menambah penghasilan mereka. Pekerja restoran tidak dapat berbuat apa-apa tentang pembatasan yang diberlakukan karena Covid-19, tetapi konsumen dapat mengontrol tingkat kemurahan hati selama masa yang penuh tantangan ini.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement