REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Volkswagen ID, seri mobil listrik dari pabrikan Jerman, ternyata tidak mendulang penjualan seperti yang diharapkan di China. China adalah pasar mobil listrik terbesar dunia.
Reuters mewartakan pada Selasa (22/6), menurut konsultan otomotif LMC, penjualan dua varian VW ID.4 pada bulan Mei cuma 1.213 unit. Angka itu turun 200 unit dari bulan sebelumnya.
Padahal, usaha gabungan milik Volkswagen dengan SAIC Motor China itu menargetkan penjualan sebanyak 60.000 unit setahun, atau sekira 5.000 unit setiap bulannya. Perusahaan China lainnya, FAW yang juga bermitra dengan VW untuk produksi dan penjualan VW ID CROZZ juga menargetkan jumlah yang sama.
Sayangnya, target itu dianggap tidak realistis melihat pencapaian mereka dalam dua bulan terakhir. Tiga orang sumber mengatakan kepada Reuters, pabrik-pabrik rekanan VW di China kini hanya menggunakan 10 persen dari total kapasitasnya imbas permintaan yang lemah.
Sumber itu menggarisbawahi beberapa faktor yang membuat penjualan VW tidak moncer seperti Tesla atau Wuling. Hal itu karena kurangnya fitur pintar pada mobil dan peluncuran mobil yang terlambat.
"Penjualan sejauh ini berada di bawah harapan. Kami harus membatalkan rencana produksi untuk ID.4, lagi dan lagi," kata seorang sumber."Ini terlihat tidak beres. Tetapi kenyataannya, pelanggan tidak datang untuk membeli," kata sumber itu.
Sebagai perbandingan, Tesla menjual 6.612 Model Y di China dalam dua bulan pertama setelah diluncurkan. Kinerja penjualan ID.4 di China juga kontras dengan niaga mereka di Eropa yang menjadikan mobil itu terlaris.
Dalam dua bulan pertama peluncuran sudah membukukan penjualan 12.101 unit, menurut data JATO Dynamics .Di sisi lain, Volkswagen memberikan jawaban kepada Reuters dengan menyatakan bahwa VW ID menempati segmen yang berbeda dengan Tesla, dan mereka menegaskan tidak memposisikan diri sebagai pesaing pabrikan mobil listrik besutan Elon Musk.