Kamis 22 Jul 2021 16:54 WIB

Gangguan Jiwa Termasuk Penyakit, Bukan karena Kurang Ibadah

Kenali gejala gangguan jiwa.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Reiny Dwinanda
Perempuan depresi (Ilustrasi). Gangguan jiwa merupakan penyakit medis.
Foto:

Setidaknya, ada tiga faktor yang utama yang menjadi penyebab gangguan jiwa, yakni faktor biologi, faktor psikologis, dan faktor sosial. Faktor biologi adalah faktor penyebab di mana ada suatu organ yang terganggu. Faktor biologi juga terjadi karena faktor genetik.

"Jadi kalau ada riwayat anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa, maka mereka yang memiliki hubungan darah itu lebih berisiko, lebih rentan untuk memiliki gangguan jiwa," jelas Lahargo.

Hal itu mirip dengan penyakit-penyakit medis, misalnya diabetes. Jika di keluarga ada yang mengidap diabetes, maka orang memiliki risiko yang lebih besar dibandingkan orang lain yang tak memiliki faktor genetik.

Faktor biologi yang kedua adalah riwayat masa dalam kandungan. Misalnya, ibu yang tengah mengandung anak mengalami gangguan kesehatan fisik atau emosional atau kejiwaan, maka ada risiko pada janin yang terkandung akan mengalami suatu masalah kejiwaan.

Riwayat jatuh, terbentur, atau kepalanya terkena pukul atau kecelakaan juga dapat memengaruhi. Demikian pula dengan penggunaan narkoba, minuman keras.

"Itu semua yang kita sebut dengan faktor biologi," jelas Lahargo.

Sementara itu, faktor kedua yaitu faktor psikologis merupakan faktor penyebab gangguan kejiwaan berupa pengalaman-pengalaman traumatis yang dialami mulai dari masa kecil sampai dewasa. Misalnya ada keinginan yang tidak tercapai dalam masalah atau konflik yang sangat berat dan tidak terselesaikan.

Riwayat mengalami perundungan, pelecehan, atau adanya kekecewaan seperti kehilangan orang yang disayang, merupakan contoh-contoh faktor psikologis pemicu gangguan kejiwaan. Artinya, berbagai pengalaman traumatis yang dialami oleh seseorang bisa memunculkan gangguan kejiwaan.

Faktor utama ketiga adalah faktor sosial. Stressor yang dialami dalam pekerjaan, kuliah, relasi dengan orang lain, pola asuh dalam keluarga, norma nilai agama dan budaya, lingkungan termasuk di dalamnya.

"Memang ini suatu penyakit medis yang sangat kita kenali dan tentu bisa dipulihkan," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement