REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah mengumumkan adanya kebutuhan sedikitnya 9 juta SDM digital di semua tingkatan pada 2030. Salah satu komponen kunci yang menentukan keberhasilan transformasi digital adalah ketersediaan SDM digital yang kompeten, termasuk SDM lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ataupun lembaga pendidikan vokasi lainnya.
Memahami kebutuhan tersebut, perusahaan Huawei menegaskan komitmen berkelanjutannya yang telah dijalankan sejak Huawei hadir di Indonesia lebih dari 21 tahun lalu. Huawei turut menyiapkan SDM di bidang TIK berkompeten, khususnya siswa-siswa sekolah vokasi melalui lokakarya dua hari di bidang TIK.
Program ini bertujuan untuk menciptakan keselarasan antara hasil pendidikan dan kebutuhan industri, menghasilkan SDM yang siap kerja di masa depan yang dilengkapi dengan keterampilan digital yang disyaratkan oleh industri.
Serangkaian pelatihan TIK selama dua hari mencakup teknologi masa depan, termasuk 5G, AI, Big Data dan Cloud dengan bantuan pelatih lokal yang telah menyamai standar global Huawei untuk mengatasi kendala bahasa. Untuk lebih memperkaya perspektif pekerja masa depan di dunia yang semakin tanpa batas dan saling terkait yang difasilitasi oleh internet, peserta juga akan dilengkapi dengan kurikulum yang secara khusus berfokus pada literasi keamanan siber.
“Program berbagi pengetahuan Huawei Indonesia yang ditujukan untuk sekolah kejuruan adalah bukti dukungan kami dalam mewujudkan kebijakan-kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk mengatasi kesenjangan kebutuhan akan SDM cakap digital sesuai dengan kebutuhan industri. Salah satunya adalah kebijakan Merdeka Belajar dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan dan Riset & Teknologi,” kata Director Government Affairs Huawei Indonesia, Yenty Joman, melalui siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (10/8).
Yenty menambahkan sekolah vokasi atau kejuruan memiliki peran dan misi kritikal sebagai pelahir SDM yang diharapkan siap kerja. Rangkaian program pelatihan TIK Huawei Indonesia merupakan bagian dari komitmen perusahaan untuk turut menyumbang 100 ribu SDM digital lokal pada 2025, melalui gerakan korporasi Huawei 100K Digital Talents. Untuk mencapai target tersebut, Huawei telah bekerja sama dengan berbagai instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan komunitas.
“Lewat kolaborasi dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi sejak tahun 2019 yang telah menghadirkan manfaat bagi lebih dari 1.200 siswa pengemban pendidikan vokasional, kami bercita-cita mempersiapkan lebih dari 100 ribu SDM digital pada 2025 dalam rangka mendukung transformasi digital akbar negara ini,” ujar Yenty.