Senin 16 Aug 2021 07:10 WIB

UMM Bantu Masyarakat Merdeka Melawan Pandemi Covid-19

Perang bangsa Indonesia saat ini lebih pada bagaimana melawan virus membahayakan.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Budi Raharjo
UMM Bantu Masyarakat Merdeka Melawan Pandemi Covid-19
Foto: UMM
UMM Bantu Masyarakat Merdeka Melawan Pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dua kali sudah perayaan Kemerdekaan RI berada dalam suasana pandemi Covid-19. Meskipun segala aspek dibatasi, namun semangat mengisi kemerdekaan tetap nyala di sanubari masing-masing rakyat.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Fauzan, memiliki pandangan tersendiri mengenai cara memaknai peringatan Kemerdekaan RI. Menurut dia, konteks Kemerdekaan RI saat ini terbagi atas dua aspek. "Yang pertama, merdeka secara psikologis. Yang kedua, merdeka secara non psikologis," kata Fauzan kepada Republika, Kamis (12/8).

Adapun mengenai makna kemerdekaan saat pandemi Covid-19, Fauzan tak menampik, Indonesia masih harus melakukan banyak perjuangan. Terdapat banyak hal yang perlu dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk terbebas dari virus ganas tersebut.

Menurut Fauzan, masalah utama Indonesia saat ini lebih pada kesadaran masya­rakatnya. Jika hanya mengandalkan vaksinasi kesehatan, ini tidak akan cukup membebaskan negara dari Covid-19. "Tetapi yang tidak kalah penting, itu menurut saya va­ksinasi kesadaran. Jadi perlu divaksin kesadarannya," ujar Fauzan.

Solusi untuk menyelesaikan Covid-19 tidak bisa diatasi hanya dari dimensi kesehatan. Ada pula aspek non kesehatan di mana hal tersebut belum merdeka sepenuhnya. Sebab itu, Fauzan menilai, perang bangsa Indonesia saat ini lebih pada bagaimana melawan virus membahayakan.

Menurut Fauzan, bangsa Indonesia pada dasarnya tidak cukup siap saat mendapatkan serangan virus. Konsolidasinya terutama pada aspek kesehatan tidak cukup kuat dan belum komprehensif. Kekurangan ini tidak hanya terjadi pada dimensi kesehatan tapi juga non kesehatan. 

"Sehingga cara menanganinya itu sporadis. Untuk itu juga (perlu) terus dilakukan konsolidasi-konsolidasi untuk menemukan format yang tepat bagaimana meminimalisasi Covid-19 ini," kata dia.

Adapun dari UMM sendiri, kata Fauzan, telah berusaha terlibat dalam menangani Covid-19. Kampus mengambil peran untuk menciptakan kemerdekaan di seluruh lapisan masyarakat. Di sini, UMM membantu tanpa melihat latar belakang apapun dari masyarakat sekitar.

Untuk bisa terlibat memerangi Covid-19, UMM secara internal telah menyiapkan berbagai upaya. Hal ini dimulai dari pembentukan organisasi sampai dengan kegiatan-kegiatan yang non medis. "Itu yang edukatif yang saya sebut vaksin kesadaran. Yang itu semua kita lakukan dalam rangka untuk bisa mencapai satu kemerdekaan," jelasnya.

Lebih lanjut, UMM juga telah memiliki tim Covid-19 hingga tingkat fakultas dan mahasiswa. Ia menegaskan, keberadaan tim ini tidak lepas untuk memberikan kesadaran masyarakat tentang kesehatan selama pandemi. Dengan adanya keterlibatan UMM, Fauzan berharap, pandemi bisa segera berakhir atau setidaknya bisa meminimalisasi laju kasus Covid-19.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement